Tiba-tiba
merasa sedih. Sedih bukan berarti meneteskan air mata. Hanya sedih. Di hati,
ada sesuatu yang terpukul. Tidak merasakan sakit. Hanya saja merasakan sedih. Pernah,
ingin menangis. Tapi jika merasa sedih, saya tidak menagis. Beda jika menyaksikan
hal-hal sedih di drama, film, atau lainnya, saya menangis. Bahkan, pernah sampai
parah, yaitu hati merasakan sesak luar biasa. Aneh? Memang begitulah nyatanya.
image:pixabay.com |
Baik,
maaf, mungkin tulisan di atas agak sedikit berlebihan. Supaya tidak merasa
bersalah, mungkin saja itu berubah. Kita tidak pernah tahu, tiba-tiba saja hati
kita terbolak balik. Jadi, sekali lagi, tulisan di atas, anggap saja sebagai
pembuka di postingan ini.
Kenapa
saya memposting judul di atas? Itu karena saya sedang mengingat orang-oran
yang sudah tiada. Entah karena apa, di sela-sela merenung, kadang saya suka
mengingat akan hal itu. Terutama tentang teman yang sudah tiada. Saya suka
merasa, kalau teman itu masih ada, padahal nyatanya sudah tiada. Mungkin karena
saya jarang bertemu, jadi, saya menganggap masih ada. Kadang, jarak yang
terlalu jauh, kita selalu beranggapan bahwa mereka masih ada. Adakah seperti
saya?
Ada beberapa
teman, atau tetangga terdekat yang masih saya ingat. Bahkan, saat mengingat
satu teman saja, maka yang lainnya akan saya ingat. Jadi, ketika saya mengingat
satu, saya merasa bersalah jika saya tidak mengingat lainnya. Sama ketika saya
tiba-tiba ingin membacakan fatihah ke satu saja, maka secara tiba-tiba saya
akan mengingat lainnya, dan saya langsung membacakan fatihah juga. Kenapa demikian?
Saya merasa, mungkin saja yang lainnya merasa iri ketika saya membacakan
satunya. Padahal, mereka merasa kalau mereka pernah membantu saya.
Aneh?
Mungikin saja kalian merasa aneh. Tapi ini benar. Saya suka begitu. Saya juga
beranggapan, jika saya mengingat teman yang sudah tiada, mungkin saja mereka
merindukan saya. Atau tidak, mereka merindukan sebuah fatihah atau kenangan
lain bersama saya. Siapa tahu, keluarga, atau orang terdekat mereka sedang
tidak mengingat mereka. Lantas, begitulah pemikiran saya tentang orang-orang
yang sudah tiada.
Jujur,
saya termasuk teman yang kurang baik. Maka dari itu, saya tidak begitu akrab
dengan orang terdekat. Saya lebih suka berteman dengan orang yang tidak saya
kenal dari segi keberadaan rumah, atau pun lainnya. Istilahnya, saya lebih suka
berteman dengan orang jauh. Entah kenapa saya begitu. Mungkin saja karena
penyakit anti sosial yang saya derita. Saya tidak pandai bergaul jika ada di
sekitar rumah. Tapi beda ketika saya berada di luar, saya lebih suka cuap-cuap
ketika bersama orang luar. Maka tidak heran, komunikasi dengan orang luar lebih
banyak ketimbang tetangga. Banyaknya itu ketika bertemu saja, bukan setiap
hari, ya.
Maka
dari itu, kesan mengingat akan orang-orang tiada itu lebih ke orang yang ada di
luar sana. Ada memang beberapa yang saya ingat disekitar saya, itu karena saya
sudah anggap seperti orangtua saya saja. Yang di luar, saya menganggap mereka
teman yang sudah mengisi hari-hari saya. Entah itu kemarin, atau pun hari ini.
Yang terpenting, mereka pernah berjasa untuk saya. Dengan demikian, maka tidak
heran, kan, jika saya mengingat mereka?
Karena
jauh, saya merasa mereka masih ada. Namun, ketika mengingat kenyataannya, saya
mulai merasa benar-benar sedih, dan beberapa pertanyaan pun akan terlontar. Kok
bisa, ya? Padahal, rasanya baru kemarin bertemu, dan masih lain-lainnya. Wajarkah?
Mengingat
seseorang yang sudah tiada memang merupakan hal yang biasa. Namun, yang
terpenting adalah, kenapa kita bisa mengingat mereka? Jadi, intinya adalah,
mungkin kita bisa belajar dari mereka bagaimana mereka hidup selama ini.
Bagaimana cara mereka sehingga masih diingat oleh orang lain, terutama saya.
Jadi, banyak hal yang mesti saya pelajari dari mereka yang sudah tiada. Apa kalian
mengerti tentang hal itu? Huh... rasanya saya ingin kembali bergumul dengan
mereka. Namun, sepertinya tidak bisa. Dunia kita sudah berbeda. Mungkin saja
kelak, nanti, saat semua sudah berakhir.
Wuhaha...
saya nulis apaan, ya? Pentingkah ini? Semoga yang membaca tidak berpikir bahwa
saya adalah orang aneh. Baiklah, saya cukupkan dulu. Tulisan ini tidak
benar-benar ada isinya. Jadi, angap saja ini adalah sebuah suara hati saya yang
absurd. Oke?
4 Comments
Hallo^^ kunjungan perdana nih kak =D Mungkin jika tiba-tiba teringat dengan orang yang telah tiada itu pertanda ia ingin kita untuk mendoakan dia(?) Tapi ambil positifnya saja :) doa kan dia yang sudah tiada agar dosa dosanya diampuni :)
ReplyDeleteamin. terima kasih sudah mau mampir. semoga tidak nyasar. hehe...
DeleteSaya juga seorang Introvert, bahkan sudah akut mas
ReplyDeletedari sekolah dasar sampai lulus sekolah menegah atas saya tidak bgitu banyak teman
hanya ada beberapa saja yg saya anggap memang penting untuk kehidupan saya
kehidupan sosial saya juga buruk, bahkan untuk keluar rumah saja saya sungkan apa lagi interaksi
hidup saya di hbiskan di dalam kamar saja, tapi tidak negatif ya
bnyak hal yang saya lakukan, dari menulis dan gambar dan pda akhirnya memang itu yang skrang jadi penunjang kehisupan saya.
namun stelah saya bekerja, kumpul dengan orang2 baru terpaksa untuk bekerja didalam tim
pada akhirnya sikap anti sosial pun mulai tergerus
akhirnya saya mampu bersosialisasi dengan baik
meski sifat introvert ttp ada maaf OOT mas hehehe
soal orang yang sudah tiada, saya juga sering teringat dengan teman yang sudah tiada.. kluarga yang sudah tiada
terasa kadang kemarin baru tertawa bareng
ada satu teman yang sudah duluan dan satu kata yang blum saya sampaikan dan tunjukkan
tapi penyesalan hanya tinggal sesal, skrang hanya bisa mengirim doa saja supaya mereka tenang dan bahagia di sana :D
beruntuk memang dapat kerjaan yang harus membuat kita mulai bersosial. jadi, sedikit demi sedikit bisa teratasi. tapi kembali lagi, masih dengan karakter itu. kalua di saya, kadang lebih nyaman mengobrola dengan kenalan jauh ketimbang yang dekat. entah karena apa. saya juga kadang suka bingung dengan diri sendiri. hehe.
DeleteBerbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^