Ticker

6/recent/ticker-posts

Mengingat Orang-orang yang Tiada

Tiba-tiba merasa sedih. Sedih bukan berarti meneteskan air mata. Hanya sedih. Di hati, ada sesuatu yang terpukul. Tidak merasakan sakit. Hanya saja merasakan sedih. Pernah, ingin menangis. Tapi jika merasa sedih, saya tidak menagis. Beda jika menyaksikan hal-hal sedih di drama, film, atau lainnya, saya menangis. Bahkan, pernah sampai parah, yaitu hati merasakan sesak luar biasa. Aneh? Memang begitulah nyatanya.

image:pixabay.com

Baik, maaf, mungkin tulisan di atas agak sedikit berlebihan. Supaya tidak merasa bersalah, mungkin saja itu berubah. Kita tidak pernah tahu, tiba-tiba saja hati kita terbolak balik. Jadi, sekali lagi, tulisan di atas, anggap saja sebagai pembuka di postingan ini.

Kenapa saya memposting judul di atas? Itu karena saya sedang mengingat orang-oran yang sudah tiada. Entah karena apa, di sela-sela merenung, kadang saya suka mengingat akan hal itu. Terutama tentang teman yang sudah tiada. Saya suka merasa, kalau teman itu masih ada, padahal nyatanya sudah tiada. Mungkin karena saya jarang bertemu, jadi, saya menganggap masih ada. Kadang, jarak yang terlalu jauh, kita selalu beranggapan bahwa mereka masih ada. Adakah seperti saya?

Ada beberapa teman, atau tetangga terdekat yang masih saya ingat. Bahkan, saat mengingat satu teman saja, maka yang lainnya akan saya ingat. Jadi, ketika saya mengingat satu, saya merasa bersalah jika saya tidak mengingat lainnya. Sama ketika saya tiba-tiba ingin membacakan fatihah ke satu saja, maka secara tiba-tiba saya akan mengingat lainnya, dan saya langsung membacakan fatihah juga. Kenapa demikian? Saya merasa, mungkin saja yang lainnya merasa iri ketika saya membacakan satunya. Padahal, mereka merasa kalau mereka pernah membantu saya. 

Aneh? Mungikin saja kalian merasa aneh. Tapi ini benar. Saya suka begitu. Saya juga beranggapan, jika saya mengingat teman yang sudah tiada, mungkin saja mereka merindukan saya. Atau tidak, mereka merindukan sebuah fatihah atau kenangan lain bersama saya. Siapa tahu, keluarga, atau orang terdekat mereka sedang tidak mengingat mereka. Lantas, begitulah pemikiran saya tentang orang-orang yang sudah tiada.

Jujur, saya termasuk teman yang kurang baik. Maka dari itu, saya tidak begitu akrab dengan orang terdekat. Saya lebih suka berteman dengan orang yang tidak saya kenal dari segi keberadaan rumah, atau pun lainnya. Istilahnya, saya lebih suka berteman dengan orang jauh. Entah kenapa saya begitu. Mungkin saja karena penyakit anti sosial yang saya derita. Saya tidak pandai bergaul jika ada di sekitar rumah. Tapi beda ketika saya berada di luar, saya lebih suka cuap-cuap ketika bersama orang luar. Maka tidak heran, komunikasi dengan orang luar lebih banyak ketimbang tetangga. Banyaknya itu ketika bertemu saja, bukan setiap hari, ya.

Maka dari itu, kesan mengingat akan orang-orang tiada itu lebih ke orang yang ada di luar sana. Ada memang beberapa yang saya ingat disekitar saya, itu karena saya sudah anggap seperti orangtua saya saja. Yang di luar, saya menganggap mereka teman yang sudah mengisi hari-hari saya. Entah itu kemarin, atau pun hari ini. Yang terpenting, mereka pernah berjasa untuk saya. Dengan demikian, maka tidak heran, kan, jika saya mengingat mereka?

Karena jauh, saya merasa mereka masih ada. Namun, ketika mengingat kenyataannya, saya mulai merasa benar-benar sedih, dan beberapa pertanyaan pun akan terlontar. Kok bisa, ya? Padahal, rasanya baru kemarin bertemu, dan masih lain-lainnya. Wajarkah?

Mengingat seseorang yang sudah tiada memang merupakan hal yang biasa. Namun, yang terpenting adalah, kenapa kita bisa mengingat mereka? Jadi, intinya adalah, mungkin kita bisa belajar dari mereka bagaimana mereka hidup selama ini. Bagaimana cara mereka sehingga masih diingat oleh orang lain, terutama saya. Jadi, banyak hal yang mesti saya pelajari dari mereka yang sudah tiada. Apa kalian mengerti tentang hal itu? Huh... rasanya saya ingin kembali bergumul dengan mereka. Namun, sepertinya tidak bisa. Dunia kita sudah berbeda. Mungkin saja kelak, nanti, saat semua sudah berakhir.

Wuhaha... saya nulis apaan, ya? Pentingkah ini? Semoga yang membaca tidak berpikir bahwa saya adalah orang aneh. Baiklah, saya cukupkan dulu. Tulisan ini tidak benar-benar ada isinya. Jadi, angap saja ini adalah sebuah suara hati saya yang absurd. Oke?
Reactions

Post a Comment

4 Comments

  1. Hallo^^ kunjungan perdana nih kak =D Mungkin jika tiba-tiba teringat dengan orang yang telah tiada itu pertanda ia ingin kita untuk mendoakan dia(?) Tapi ambil positifnya saja :) doa kan dia yang sudah tiada agar dosa dosanya diampuni :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin. terima kasih sudah mau mampir. semoga tidak nyasar. hehe...

      Delete
  2. Saya juga seorang Introvert, bahkan sudah akut mas
    dari sekolah dasar sampai lulus sekolah menegah atas saya tidak bgitu banyak teman
    hanya ada beberapa saja yg saya anggap memang penting untuk kehidupan saya
    kehidupan sosial saya juga buruk, bahkan untuk keluar rumah saja saya sungkan apa lagi interaksi
    hidup saya di hbiskan di dalam kamar saja, tapi tidak negatif ya
    bnyak hal yang saya lakukan, dari menulis dan gambar dan pda akhirnya memang itu yang skrang jadi penunjang kehisupan saya.

    namun stelah saya bekerja, kumpul dengan orang2 baru terpaksa untuk bekerja didalam tim
    pada akhirnya sikap anti sosial pun mulai tergerus
    akhirnya saya mampu bersosialisasi dengan baik
    meski sifat introvert ttp ada maaf OOT mas hehehe

    soal orang yang sudah tiada, saya juga sering teringat dengan teman yang sudah tiada.. kluarga yang sudah tiada
    terasa kadang kemarin baru tertawa bareng
    ada satu teman yang sudah duluan dan satu kata yang blum saya sampaikan dan tunjukkan
    tapi penyesalan hanya tinggal sesal, skrang hanya bisa mengirim doa saja supaya mereka tenang dan bahagia di sana :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. beruntuk memang dapat kerjaan yang harus membuat kita mulai bersosial. jadi, sedikit demi sedikit bisa teratasi. tapi kembali lagi, masih dengan karakter itu. kalua di saya, kadang lebih nyaman mengobrola dengan kenalan jauh ketimbang yang dekat. entah karena apa. saya juga kadang suka bingung dengan diri sendiri. hehe.

      Delete

Berbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^