Siapa yang ingin menjadi penulis?
Angkat tangan dong! Jika mau, ada hal yang perlu diperhatikan. Kenapa? Karena menjadi
penulis itu banyak lika-likunya. Jadi, penulis yang memiliki buku yang sudah
berada di rak toko buku, pasti ada lika-likunya terlebih dahulu. Mulai dari
tahap menulisnya, editnya, hingga masa menunggu di penerbit. Luar biasa, kan? Karena
dengan beberapa hal tersebut, penulis menunggu sampai beberapa bulan. Ada yang
enam bulan, ada yang satu tahun, bahkan bisa kurang dan lebih. Itu tergantung
keberuntungan. Atau, bisa juga tergantung amal perbuatan? Loh, kok bisa? Hehe…
ini hanya candaan saja. Jadi, abaikan, ya!
adoeen.blogspot.com |
Oke! Hal yang tidak penting di
atas maksudnya seperti ini. Seorang penulis rela berkoraban dari segi waktu dan
ekonomi.
Waktu
Penulis akan berkorban terkait
dengan waktu. Kadang, penulis bisa menulis di depan laptop atau komputer sampai
berjam-jam. Tentu, tenaga dan pikiran juga dikerahkan. Otomatis, waktu yang
dibutuhkan lama. Bukan hanya masalah waktu menulis saja. Waktu bersama teman
atau keluarga juga akan berkurang. Itu disebabkan karena penulis memang ingin
sekali menyelesaikan tulisannya. Jadi, jangan heran lihat penulis menyendiri
begitu lama.
Selain dengan menulis, penulis
juga mengorbankan waktu yang seharusnya untuk hal lain, malah diganti dengan
waktu untuk membaca. Sebagaimana pun, seorang penulis adalah pencinta buku. Jadi,
penulis akan rela menyampingkan waktu untuk hal lain untuk sekedar membaca. Nah,
biasanya, membaca digunakan untuk meningkatkan kosa kata, atau untuk mencari
ide baru atau yang sempat hilang. Jadi, menjadi penulis seperti ini terlihat
keren, kan?
Ekonomi
Sekali lagi, penulis itu suka
membaca. Jadi, secara otomatis penulis akan membeli buku yang menurutnya bagus.
Biasanya penulis akan membeli buku beragam tema. Ini tujuannya untuk
meningkatkan kualitas menulisnya. Atau, ingin mencoba yang baru. Maksudnya,
penulis akan mencoba menulis yang tidak pernah ditulis. Penulis akan
mencoba menulis di luar zona amannya. Jadi, penulis itu hebat karena mau
mengembangkan diri.
buku sebagai media belajar |
Pernah kalian ke rumah seorang
penulis tapi di rumahnya tidak ada buku? Aku rasa tidak pernah. Karena penulis
itu selalu berdampingan dengan buku (selain pacar atau pasangan hidup). Jika ada
waktu luang, maka penulis akan menyempatkan diri membaca. Secara garis besar,
pengetahuan penulis itu begitu luasssss… jadi, ilmunya banyak.
Nah, itu yang aku maksud
berkorban. Jadi, jangan berpikir untuk hal lain-lain. O ya, ini sih catatan. Setiap
penulis memiliki ciri khas dalam menulis. Lika-likunya dalam dunia menulis juga
berbeda-beda. Jadi, kalau kalian penasaran dengan lika-liku penulis yang kalian
ingin tahu, coba deh tanya penulis tersebut. Pasti seru deh! Bahkan, kalian
akan berdecak kagum. Kalau sudah demikian, akan memotivasi kalian untuk ikut
menulis, kan? Kalau memang seperti itu, mulailah menulis.
O ya, jika kalian termasuk pemula
coba deh, korbankan waktu dan ekonomi kalian, seperti aku. Aku kan pemula
sekali dalam menulis. Tapi karena aku ingin mencoba menulis, aku pun siap untuk
mengorbankan waktuku. Misalnya seperti apa?
Jadi gini, waktu kuliah dulu,
entah datangnya dari mana ingin menulis. Yang pasti aku mau menulis. Hal yang
pertama aku lakukan adalah sering membaca. Membaca melalui internet, bahkan
pergi ke perpustakaan masjid, atau daerah setempat. Itu kulakukan terus menerus
hingga memberanikan diri untuk mencoba menulis. Dan alhasil, jangan tanya bagus
atau tidaknya. Namanya pemula, tentu jelek! (menghina diri. hiks…). Tapi, itu terus
kulakukan (membaca dan menulis) akhirnya, ada teman yang suka baca punyaku. Katanya,
cerita yang kubuat membuatnya menangis. Duh… pada saat itu, bukan temanku saja
yang nangis, aku juga hampir nangis karena komentarnya (tidak lebay, ya…).
Nah, mulailah petualangan
dimulai. Bukan hanya sekedar membaca, membeli buku pun sering kulakukan. Walaupun
tidak sering-sering banget sih. Setidaknya, kalau ada uang, aku akan beli. Dan,
ini… ada beberapa buku yang aku baca untuk memantapkan petulanganku dalam dunia
tulis menulis.
silabus menulis fiksi |
Pertama
Ini sih tidak beli. Ini berupa
file PDF. Dulu susah didaptkan. Padahal, aku mau banget. Tapi karena cara
memperolehnya agak ribet menurutku (kudet sih sebenarnya), akhirnya aku sekedar
berharap saja. Tapi, harapan itu akhirnya terwujud. Penerbit Diva Press
membagikan file ini secara gratis. Nah, kalau masalah download lumayan bisa,
akhirnya aku download. Setelah itu, aku print (walaupun hasil print tidak
bagus karena printerku rusak). Setelah di print, aku buat kliping, yaitu, aku
carikan buku bekas yang tidak terpakai. Tulisan yang aku gunting langsung
kutempel di sana.
kecil-kecil jago nulis |
Kedua
Buku ini kubeli di toko buku
daerahku. Sudah lama sih ngincer buku ini. Soalnya, penulisnya sudah senior. Penulisnya
ibu-ibu kece yang sudah memiliki buku. Salah satunya yaitu Afifah Afra. Buku pertamanya
yang kubaca adalah serial Elang. Langsung suka. Kedua adalah Syahid Samurai. Ini
buku bagus banget. Sudah berapa kali aku baca. Tidak bosan untuk membacanya. Selain
Afifah Afra, Nurhayati P juga penulisnya. Mbak Nurhayati ini sering banget aku
buka blognya. Selalu suka caranya menulis. Simple atau sederhana sekali. Suka sekali
membaca karya-karyanya. Bagi kalian yang penasaran tentang tulisa beliau, boleh
klik di sini.
draf 1: taktik menulis fiksi pertama |
Ketiga
Kalau buku ini aku beli di teman.
Sama-sama suka nulis. Ada beberapa teman yang nyaranin untuk beli buku ini. Akhirnya
aku beli. Dan, tidak rugi untuk beli buku ini. Isinya begitu detail sekali
tentang dunia tulis menulis. Jadi, walaupun kita penulis pemula, rasanya mudah
sekali untuk menyerapnya. Apalagi dalam buku ini, penulis langsung menceritakan
dan mencontohkannya. Lebih suka penulisnya, menceritakan proses menulisnya di
sini. Ya… walaupun setiap bab sedikit demi sedikit. Tapi, jikia disatukan
setiap bab jadinya banyak.
Bagaimana, setelah baca tulisanku
ini, apa kalian tertarik untuk menulis? Menulislah, maka kalin akan terlihat
keren. Eh. Hihi… ini sih bonus saja. Jadi, sebenarnya, jika kalian ingin
menulis, nikmatilah proses kalian. Jangan sungkan untuk berkorban. Berkorban untuk
pacar saja, kalian rela, apalagi untuk menulis. Setidaknya, ini lebih
bermanfaat, kan. #BukanAntiPacaran, ya….
Baiklah. Sekian dulu dariku yang
bukan penulis. Hanya sekedar suka menulis, tapi sudah dapat keberuntungan dari
menulis. Penulis itu adalah orang yang tetap menulis dan memiliki karya banyak.
Penulis itu akan tetap menulis, tidak lekang oleh waktu. Eh.
Salam hangat, ya….
Semoga kalian tetap semangat
untuk menulis.
2 Comments
terimaksih infonya, dan jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2P5Wu53
ReplyDeleteoke... terima kasih sudah berkunjung.
DeleteBerbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^