Banyak hal yang sebenarnya ingin
saya ceritakan, terutama tentang gempa yang melanda Lombok. Sebagai korban,
tentu banyak hal yang bisa diceritakan. Namun, untuk saat ini, belum saatnya
saya cerita hal itu. Nanti, ketika saya sudah siap maka saya akan
menceritakannya.
Baiklah, untuk kesempatan ini,
karena sudah sangat jarang saya isi blog ini, maka tidak ada salahnya saya
untuk mengisi lagi. Buat teman-teman yang masih setia mampir, terima kasih
banyak. Maaf saya jarang posting. Nah, untuk kali ini izinkan saya sedikit
membagikan isi tas kecil yang bisa disebut tas tempat pensil. Sudah lama saya
menggunakan ini. Sekitar 3 bulan. Di sini, bukan karena tas barunya, melainkan
saya memutuskan untuk menggunakan tas kecil untuk merapikan pensil dan
lain-lainnya.
Sebelumnya, saya itu tidak pernah
memikirkan akan hal itu. Kalau punya pensil dan kawan-kawannya, saya biasanya
meletakkannya di tas bagian kecilnya. Jadi, di sana bercampur dengan lain. Namun,
saat mengambil sesuatu, rasanya ribet begitu. Akhirnya, saya terbesit untuk
membeli tas kecil untuk menaruh pensil dan kawan-kawannya. Akhirnya saya beli,
namun rusak, dan diberikan sama tema, namun saya malah gunakan untuk menaruh
lain. Jadinya... apa saya harus beli?
Hehe. Untuk memutuskan tas kecil
pemberian teman untuk menyimpan sesuatu dengan tetap, saya sudah menemukan tas
kecil baru. Tas kecil itu saya temukan di sekolah, tempat saya mengajar. Tas kecil
ini sebenarnya sumbangan untuk siswa. Namun karena jumlahnya yang tidak banyak,
akhirnya para guru boleh mengambilnya. Ada banyak warna, namun saya memilih
warna ini. Jujur, melihat gambar tas kecil ini sebenarnya bikin tidak sereg. Namun...
mau dikata apa, karena ini gratis sepertinya tidak apa-apa. Terpenting adalah
kegunaannya. Lain kali saya akan beli sesuai selera.
Nah, berhubung tas kecil ini
sudah saya miliki, maka tidak salahnya di sini saya akan menyebutkan
barang-barang yang ada di tas kecil tersebut. Apa teman-teman mau tahu. Jika mau,
cek yuk.
Spidol, spidol permanen, pensil, polpen, pengkerok, dan spidol warna
Spidol saya dapatkan di sekolah. Karena
tiap awal semester guru akan mendapatkan satu spidol. Spidol permanen saya
beli. Namun sudah sedikit tidak bisa dipakai lagi. Tapi saya masih simpan. Soalnya,
kadang saya pakai. Ya, murni ini karena bisa dipakai walau tidak seperti spidol
permanen lainya. Kenapa? Sebab spidol permanen ini sudah diacak-acak sama
keponakan.
Pensil saya ambil dari kotak
simpanan teman di sekolah. Saya ambil ketika polpen saya entah siapa yang
pinjam. 2 polpen juga saya peroleh dari sumbangan. Yang merek faster itu
seperti peganti polpen saya yang hilang. Di sekolah, polpen suka sekali hilang.
Saling pinjam namun lupa, dan akhirnya hilang. Namun syukur, saya menemukan
pegantinya entah gimana ceritanya. Sedang yang warna hijau saya dapatkan di
atas meja kerja kami bersama. Meja kerja bersama itu ada karena lokasi yang
dipakai satu. Sebab semua ini karena gempa. Jadi sebenranya, polpen warna hijau
itu saya tukar dengan polpen yang saya ambil dari sumbangan. Kenapa? Ya, saya
melihat polpen yang warna hijau ini lebih kece kelihatannya. Karena tidak ada
yang ngaku punya, akhirnya saya tukar.
Pengkerok juga saya dapatkan dari
hasil sumbang gempa. Model pengkerok yang lucu membuat 2 keponakan saya mupeng.
Tapi sayang, saya juga suka. Jadi, saya tidak memberikan mereka. Ya, jumlahnya cuma
satu. Daripada jadi bahan rebutan, lebih baik tidak ada yang saya berikan. Benar,
kan?
Sedangkan terkait spidol warna,
saya minta dari teman mengajar juga. Sebenarnya saya minta 2. Yang saya minta
pertama kali adalah warna merah. Kenapa? Sebab warna merah cocok sekali
digunakan untuk mengoreksi pekerjaan siswa. Namun sayang, yang warna merah saya
biarkan di rumah teman saat mengisi nama-nama warga korban gempa. Saat gempa
besar datang, saya malas untuk menanyakan spidol itu. Akhirnya, sekarang
tinggal spidol waran orange saja. Sepertinya akan cocok juga digunakan untuk
mengoreksi.
Flashdisk, 2 modem, handset, kabel data dan makro card
Semua ini juga punya cerita. Namun,
sepertinya lain kali saja saya ceritakan. Maaf, sedikit malas. Lain kali pasti
saya ceritakan. Hehe. Maaf.
Kertas note, selirban, dan penghapus
Penghapus itu punya keponakan. Namun
karena ada sumbangan di tempatnya sekolah, jadi dia biarkan saya yang memiliki.
Hehe... terus terkait kertas note. Kertas note itu biasanya saya pakai untuk
menulis hal-hal yang tidak bisa saya hafalkan. Misalnya ada tulisan inggris
atau hal aneh lainnya. Kadang juga saya tulis terkait ide nulis, atau ide untuk
posting di blog atau youtube.
******
Dan akhirnya, cukup sampai di
sini juga. Jika ada yang kelupaan atau lainnya, teman-teman boleh komentar, ya.
Hehe. Tetap setia di blog saya ya. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih
karena sering mampir. O ya, jangan lupa doakan saya, semoga gempa di Lombok
tidak pernah mampir. Dan masa sulit juga cepat berlalu.
Saya belum punya rumah. Hiks. Doakan,
ya....
Salam hangat.
0 Comments
Berbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^