Kembali hadir isi blog ini.
Seharusnya saya rutin isi blog ini. Perjuangan selama berapa tahun ini sudah
menunjukkan hasilnya. Pengunjung blog makin hari makin memuaskan menurut saya.
Tapi, seiring hal itu, kok, saya semakin malas isi, ya? Padahal, saya pernah
berjanji dalam sehari diusahakan memposting satu postingan. Nyatanya? Saya malah
mengingkari janji saya sendiri.
Terkait hal janji, mungkin bukan
saya saja yang mengingkari janjinya sendiri. Masih banyak orang lain yang kadang
mengingkari janji selain ke diri sendiri, malah lebih dominan mengingkari janji
ke orang lain. Adakah yang seperti itu? Pasti ada. Namanya manusia, ada saja
kealfaan yang kadang sebenarnya sengaja untuk diingkari. Sebuah penyakitkah?
Entahlah. Adakalanya manusia memang sengaja mengingkari janji karena memang
kebiasaannya seperti itu. Jadi, mana yang harus diperbaiki terlebih dahulu?
Baiklah, sebelum saya keinti dari
pertanyaan tadi, mungkin saatnya saya sedikit bercerita tentang hal yang baru
saja saya alamai. Ini terkait dengan murid saya. Di mana, sebagai guru, membuat
perjanjian dengan muridnya adalah hal yang biasa terjadi di sekolah. Apa tujuan
perjanjian itu?
Biar sama-sama nyaman.Biar siswa lebih baik.Biar proses belajar mengajar lebih baik.Biar karakter murid lebih baik.Dll.
Lalau, apa dasar seorang guru
membuat perjanjian? Jadi, begini... di sekolah, setiap murid itu memiliki
karakter yang berbeda-beda. Anak yang karakternya bikin ulah adalah musuh dari
guru. Musuh bukan berarti harus melakukan kekerasan, ya. Kan, peraturan di
dunia pendidikan sekarang menerangkan bahwa guru tidak boleh melakukan yang
namanya kekerasan. Jika melakukan, siap-siap masuk berita TV Nasional. Maka dari
itu, hal untuk mencegah agar hal itu terjadi adalah kesabaran dalam mendidik. Walau
pada nyatanya, kesabaran itu ada batasnya. Hingga pada akhirnya, jika sabar itu
tidak mampu memperbaiki murid, maka perjanjian itu akan dilakukan.
Di sekolah, ada beberapa perilaku
murid yang menyebabkan guru untuk melakukan perjanjian. Antara lain:
Murid suka bolos.Jarang masuk.Berkelahi antar teman.Tidak pernah mengumpulkan tugas.Suka merusak barang-barang sekolah.Tidak mau mengadakan kegiatan agama setiap pagi (bagi sekolah yang mengadakan imtaq).Dll.
Maka dengan adanya ini, guru akan
dengan panjang kali lebar memberikan petuah yang pada akhirnya, kadang tidak
didengar sama sekali. Menyakitkan bukan? Maka dari itu, kadang ada guru yang
dulunya super panjang lebar menjelaskan, namun diabaikan untuk kesekiankalinya. Maka,
jika berurusan dengan murid itu lagi itu lagi, maka semua panjang lebar itu
akan berubah menjadi pengiritan kata, “Besok, suruh orangtuamu ke sini. Jam
segini! Silahkan masuk kelas lagi.” Iritkah ini? Bisa jadi ketika melihat
sebelum-belumnya.
Pada dasarnya, sebelum pemanggilan
orangtua, ada sebuah kesempatan untuk seorang murid. Setiap murid memiliki tiga
kali kesempatan. Dalam kesempatan 1, 2, 3 dibuatlah yang namanya perjanjian. Maka,
seorang murid harus mematuhi perjanjian itu. Namun apa yang terjadi? Pelanggaran,
pelanggaran, dan pelanggaran perjanjian pun terjadi. Manusiawikah?
Ya... jika kita membicarakan
manusia, memang ada benarnya. Namun di sini, ada sebuah keperibadian yang rusak
jika sebuah perjanjian selalu diingkari. Jadi, seorang guru berarti harus memperbaiki
kepribadian seorang anak. Sulitkah? Sangat sulit. Kenapa? Biasanya
keperibadiaan anak itu cermin dari bagaimana dia di rumah juga. Apalagi dilihat dari segi orangtua yang kadang peduli
dan kadang tidak dengan pendidikan anaknya. Haruskah seorang guru sabar? Hmmm....
entahlah.
Jadi, pada dasarnya, tulisan ini
menerangkan bahwa adakalahnya seorang yang kita anggap mengingkari janjian
adalah sifat manusiawi. Namun, jika itu adalah hal yang tetap dilakukan, berarti
kepribadian orang tersebut mengalami masalah. Jadi, termasuk manakah kita? Hanya
diri kita saja yang tahu.
2 Comments
MEngingkari sebuah janji bisa di toleransi asal dengan alasan yang lebih logis
ReplyDeletejika meningkari janji karen hal hal yang tidak penting
itu namanya bukan manusiawi lagi
benar banget mas. itu namanya keterlaluan, ya...
DeleteBerbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^