Bakso beranak? Namanya unik, ya.
Entah gerangan apa yang membuat seseorang memiliki ide seperti ini. Dalam dunia
bisnis, secara langsung sangat saya apresiasi. Setidaknya, dengan idenya
membuat ranah masyarakat begitu antusias menyambutnya. Kenapa demikian? Mungkin
karena namanya yang unik. Lalu, siapa yang menciptakan nama ini lebih dulu? Wah,
kalau mengenai hal ini, saya kurang tahu.
Saya tahu bakso beranak dari
teman. Bahkan, postingan dari teman di blog juga mengunggah hal ini. Jika
digabung hal ini, langsung membuat saya tergiur untuk mencobanya. Tidak langsung
dicoba, hanya menginginkan untuk dicoba. Di daerah saya, tidak ada yang menjual
bakso ini. Lantas, saya bertanya ke teman-teman di mana lokasinya. Sambil bertanya-tanya,
ada testimoni untuk bakso beranak ini. Lumayan cukup bikin ngiler. Nyami.....
Hampir sebulan, masa tunggu itu
akhirnya selesai juga. Tanggal 11 kemarin, saya pergi ke Selong. Kebetulan dalam
rangka ada kegiatan dari sekolah. Selesai dari tugas, yang memakan hampir
seharian, akhirnya bisa lancar sampai selesai. Walau hari berikutnya, saya
terkena flu dan batuk gara-gara pulang larut malam. Bayangkan, lebih dari 2 jam
perjalanan. Dari Selong ke Obel-obel (Bayan). Kalian bisa lihat di google map
bagaimana perjalan daerah tempat tinggal saya. Tapi, tidak apa-apa. Yang terpenting,
akhirnya saya mencicipi bakso beranak ini.
Di mana lokasinya? Karena saya
sudah mengingat lokasinya, akhirnya saya mampir juga. Tempatnya di Anjani. Bagi
teman-teman yang dari Lombok, tempatnya berada di dekat jalan orang jualan
jagung bakar. Sebelum tempat membeli jagungnya, ada gang, di mana gag ini terhubung
ke rumah warga yang banyak diisi oleh anak-anak kos. Bila tidak tahu, silahkan
perhatikan foto-foto yang saya ambil. Maaf hasilnya kurang memuaskan. Ini hasil
dari aplikasi kamera dengan hanya berkemampuan 5MP.
Setelah mampir, dari gang ke
tempatnya tidak terlalu jauh. Lokasinya cukup nyaman. Seperti lesahan
sederhana. Di mana ada meja-meja panjang, cuma beberapa. Areanya juga bisa
dikatakan tidak luas tapi tidak sempit. Secara sederhana, cukup nyaman untuk
ditempati. Dan... saatnya mencicipi bakso beranaknya.
Bakso beranaknya cukup besar,
tidak terlalu besar dan kecil. Beda dengan bakso beranak yang saya lihat di
foto teman-teman. Saat sudah tersaji, saya membelah baksonya. Namanya bakso
beranak, di dalam baksonya ada bakso-bakso kecil. Saya tidak tahu jumlahnya. Yang
pasti, selain ada bakso-bakso kecilnya, di dalamnya juga ada telur punyuhnya. Jadi
cukup mengunggah selera karena tidak murni anaknya bakso-bakso kecil. Selain itu, harganya juga cukup lumayan. Satu mangku seharga 20ribu. Gimana, cukup mahal? Lumayan, ya.
Bagaimana rasanya? Cukup enak. Rasanya
sama saja dengan bakso biasa. Tapi yang bedakan, ya itu, bakso besar yang di
dalamnya ada bakso-bakso kecilnya. Terus, wah, kok saya bingung ya mau
jelasinnya gimana. Intinya setiap bakso, di tempat mana pun memiliki rasa yang
berbeda. Tempat satu dan yang lainnya belum tentu sama rasanya.
Baiklah. Sekian dulu jalan-jalan
kuliner saya. Saya berharap dapat jalan-jalan lagi. Bagi teman-teman yang
berminat, silahkan dicoba bakso beranaknya. Insya Allah bikin beranak. Kok begitu?
Iya, kebetulan karena porsinya cukup besar, saya tidak mampu menghabiskan bakso
beranaknya, malah membuat saya ingin beranak ke kamar mandi. Bahasa apa ya
enaknya saya sebutkan? Hehe. Saya berharap teman-teman mengerti.
7 Comments
Waduh, kok jadi beranak ke kamar mandi... mules2 ya bang....
ReplyDeletehaha... iya. kekenyangan soalnya.
Deletesekarang lagi in bakso beranak ini
ReplyDeletetapi gak berani pedes2 dulu heuheu
dijamin nggak pedes kok. itu kan tergantung kita, tambah sambal atau nggaknya. hehe... pasti sudah coba dong.
Deleteternyata bakso beranak sudah sampai ke sana ya..
ReplyDeletenggih mas. malah sekarang makin menjamur. setiap jalan ada.
Deletebenar banget mbak. alat masak juga harus yang bagus.
ReplyDeleteBerbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^