Cerita pertama kali ke Surabaya.
Ini merupakan pengalaman pertama ke luar kota.
Bahagia. Akhirnya mampu menginjakkan
kaki ke Surabaya. Tidak pernah saya pikirkan akan ke sini. Ini murni hanya
sebuah kebetulan. Tidak ada pilihan lain. Jadi, ini sebuah keajaiban? Haha. Rasanya
tidak cocok membicarakan tentang keajaiban. Sebab, pergi ke Surabaya adalah sebuah
tanggung jawab dari sekolah. Tepatnya, pelatihan Laboraturium.
Cerita di balik lift
Saya mulai dari cerita ini saja.
Sebenarnya ingin rasanya saya mengabadikan itu semua. Dari awal hingga pulang
kembali. Tapi sayang, hanya serpihan ini yang teringat jelas diingatan. Lain kali,
bila menengok kembali koleksi foto, insya Allah saya akan mengingat semuanya. Untuk
kali ini, saya lebih ingat tentang cerita lift. Ini cerita lucu sebenarnya. Bila
diingat, kadang bikin ketawa.
Ini bermula ketika kegiatan
pelatihan Laboraturium dimulai. Saat pelatihan kami berada di lantai dasar. Pelatihan
ini dilakukan dua kali. Pertama, pagi kumpul dengan penyampaian materi. Kedua,
setelah selesai sholat Dzhur sampai menjelang magrib. Sholat Ashar cuma sebentar
dan langsung pelatihan. Jadi, pelatihan ini saya bagi menjadi dua bagian.
saat di lift |
Saat istirahat menjelang siang,
saya dan teman tentu akan langsung ke kamar. Istirahat lebih tepatnya. Karena kamar
kami berada di lantai paling atas, maka kami memutuskan untuk menaiki lift. Namun
sayang, itu malah menambah derita kami. Soalnya banyak orang yang ngantri di
satu lift di lantai dasar. Daripada menunggu lama, maka kami naik saja
mengikuti anak tangga. Dan rasanya? Jangan ditanya lagi, kami tepar. Penyiksaan
diri namanya. Coba saja pelatihan ini hanya sedikit orang, mungkin mengantri di
lift tidak akan lama. Tapi yang namanya pelatihan, tentu dari beberapa provinsi
akan ikut. Jadinya, terima saja.
Terkait tentang lift, kami selalu
gagal naik lift. Soalnya, banyak orang yang ngantri. Karena tidak mau
ketinggalan, terpaksa kami turun tangga lagi. Benar-benar penyiksaan diri.
Padahal ujung-ujungnya kami telat. Ini karena memang kami saat sudah sampai di
kamar langsung tepar.
Hari berikutnya, kami benar-benar
tidak ingin naik tangga lagi. Kami pun menunggu di lift. Bejibunan membuat kami
berebut masuk di lift. Saat masuk, lift mengeluarkan suara karena tidak
muat. Terpaksa harus keluar. Dan tentunya, rasa malu hadir dengan sendirinya.
Ide muncul
Memang benar, dalam kesulitan
pasti ada jalan keluar. Untuk itu, secara tidak langsung kami memiliki ide
untuk jalan keluar lift ini. Akhirnya kami memutuskan untuk naik tangga ke
lantai dua. Saat itulah hal yang tepat menurut saya. Saat lift turun menuju lantai
dasar, dengan gesit kami memberhentikan di lantai dua. Kami masuk, dan lift
turun ke lantai dasar. Dan inilah cerita lucunya.
“Lho, bukankah tadi ngantri juga?”
“Tadi samaan, kan, nunggu di
sini?”
Dan, beberapa komentar lainnya
datang ketika teman-teman melihat kami di dalam lift. Rasa ingin ketawa
tiba-tiba ingin datang. Tapi sayang, kami tahan. Saat beberapa teman lain
masuk, tentu tidak ada yang berani masuk lebih. Saat inilah hal yang nyaman
diperoleh. Saat keluar dari lift dan masuk kamar, di sinilah tawa kami pecah. Benar-benar
pecah. Dan ide ini ternyata benar-benar mujarap sekali.
Bagaimana rasanya naik lift?
Jagan tanya hal ini ke saya. Sepertinya,
saya akan malu untuk menjawabnya. Teman saya mungkin sudah terbiasa karena sudah
lama tinggal di Jawa, tepatnya di Malang. Nah saya? Rasanya seperti naik mobil
yang bau. Di sini, saya pusing dang ingin muntah. Sempat mau oleng gara-gara
naik lift. Makanya, kalau sudah naik selalu pegangan di penyangga yang
disediakan di lift. Benar-benar memalukan, kan?
Haha. Kalau mengingat hal ini
rasanya saya itu benar-benar orang kampung. Tepatnya orang kampung masuk kota. Selama
di lift, banyak hal yang kami tertawakan. Apalagi teman saya selalu menggoda
karena beberapa tingkah saya yang dirasanya sangat kampugan. Baiklah, saya
sadar bahwa saya benar-benar kampungan. Hiks.
Sekian dulu cerita saya dari
potongan perjalanan ke Surabaya. Lain kali, saya akan cerita tentang perjalanan
di Surabaya ini lagi. Ada banyak hal yang ingin saya tulis, tapi masih
memulihkan daya ingat dulu. Nantikan, ya. ^^
0 Comments
Berbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^