Ticker

6/recent/ticker-posts

Berpikir Dulu Baru Bertindak

Catatan Pribadi


image source

Mengawali bulan April sepertinya membutuhkan pengalaman baru. Mungkin, hal ini tanggapan orang. Namun untuk saya? Saya termasuk tipe orang yang mudah sekali tergiur. Apalagi jika membicarakan tentang ‘uang’. Secara refleks, maka saya akan senantiasa mendengarkan. Entah kenapa. Sejak dulu, selalu seperti ini. Tidak dulu-dulu banget sih. Tepatnya, ketika saya paham bahwa uang itu mampu melumpuhkan segalanya.

Mungkin, buka saya saja seperti ini. Masih banyak orang seperti saya. Makanya, banyak di google yang membahas tentang ‘cara mudah mendapatkan uang’. Tentu, tips yang dibagikan merupakan hasil pengalaman pribadi, atu ambil copy paste dari blog orang lain. Sekarang, tinggal pribadi saja yang menentukkan, apa diikuti atau tidak. Untuk saya, kadang mengikuti. Ketika dirasa sulit, maka saya hanya sekedar membaca saja.

Kebutuhan hidup memang tidak lepas dari uang. Untuk itu, saya ingin berpenghasilan banyak. Tapi, selalu tidak seperti itu karena profesi saya. Ketahuilah, profesi saya adalah seorang guru honorer. Penghasilannya sekitar 600ribu per 3 bulan. Bisa lebih jika ada kerjaan sambilan di sekolah. Kebetulan di sekolah sambilan saya adalah operator. Jadi, penghasilan tambaha saya adalah 430ribu per 3 bulan, ini pun tergantung kebaikan kepala sekolah. Bila dilihat, sangat kurang sekali. Jika ini per bulan, mungkin bisa diterima. Namun …. Sudahlah. Saya tidak ingin seperti orang yang meratapi nasib. Rizki seperti ini memang harus disyukuri.

Beralih ke penghasilan. Kadang, saya tidak bisa menerima penghasilan seperti itu. Untuk itu, kadang saya juga iseng-iseng mendengar obrolan dari orang lain. Siapa tahu ada informasi yang bisa meghasilkan uang lebih lumayan. Hingga, kemarin. Tepatnya sebelum hari H Maret meniggalkan bulannya. Ada teman yang mengajak keponakan untuk kerja di perusahaan tambak udang. Kebetulan sekali penghasilannya bisa dibilang lumayan, 900ribu per bulan. Tanpa disadari, saya juga tergiur. Teman menyuruh saya untuk membuat surat lamaran. Saya dan keponakan pun membuat lamaran. Namun ….

Entah dari mana, tiba-tiba saya bimbang. Luar biasa bimbang. Saya pun bertanya ke orangtua dan saudara. Mereka ada yang setuju dan tidak. Karena hal ini, justeru membuat saya tambah bimbang. Karena masih bimbang, kakak perempuan saya mengajak saya ke pengawas SD. Menanyakan perihal mana yang harus saya pilih. Pengawas SD tersebut meyerahkannya ke saya. Tentu, ada beberapa penjelasan lain yang membuat saya harus mempertimbangkannya.

Pertama, jika saya bekerja di tambak udang, ada beberapa hal kemugkinaan yang terjadi. Saya berhenti di sekolah. Dan mulai bekerja. Penghasilan cukup. Namun, bila dirasa saya kurang memuaskan kerjanya, saya bisa dipecat. Lalu, apa yang saya kerjakan?

Kedua, saya tidak jadi. Rasa tidak enak timbul, terutama pada teman yang sudah merekomend ke atasannya. Soalnya, saya diterima langsung karena teman sedikit menceritakan tentang bagaimana kinerja saya di sekolah. Saat memutuskan kedua ini, saya akan tetap berpenghasilan seperti tulisan di atas.

Ketiga, saya takut jadi orang pengangguran. Berat rasanya memutusakan kedua hal di atas. Namu pada akhirnya, saya tetap di sekolah. Intinya, saya takut jadi pengangguran.

Apa cara saya ini baik?
Mungkin ini bisa dikatakan buruk. Kemauan sesaat untuk berpenghasila lumayan, membuat beberapa hari ini saya rasakan kurang nyaman. Sangat-sangat tidak nyaman. Di satu sisi, saya igin berpeghasilan lumaya. Sisi lainya, saya takut jadi pengagguran. Ada beberapa catatan yang terkait tentang perusahaan udang ini. Dan ini yang menjadi permasalahannya.

Mugkin sebaiknya, sebelum saya bertindak saya harus memikirkannya matag-matang. Ini semata agar semuanya kembali nyaman. Zona nyaman kadang membuat saya bigung untuk mengambil resiko.

Bagaimana menurut sahabat, sebaiknya saya ambil yang mana jika ada kesempata di lain waktu?
Reactions

Post a Comment

0 Comments