Seharusnya, sebagai blogger itu harus suka sekali dengan petualangan. Istilahnya free. Bisa ke mana pun yang diinginkan. Salah satu contoh ke tempat wisata. Tapi ya itu, aku memang tipe orang yang tidak suka ke mana-mana. Menyedihkan memang. Padahal, banyak tempat wisata yang tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai. Sekitar 2 jam atau lebih. Setidaknya tidak jauh-jauh lah dari rumah. Tapi ya, kembali lagi, aku memang tidak suka berpergian. Jujur sih, sangat menyedihkan banget. Secara hati, aku memang ingin pergi ke sana ke mari, namun gagal terus. Paling tidak suka saat bepergian itu jadi depan. Capek luar biasa. Apalagi di daerahku jalannya tidak ketulung sexy-nya. Maksudku, meliuk-likuk, tanjakan, dan serba penderitaan jalan lainnya. Yang aku mau, duduk manis di belakang sambil menikmati pemandangan. Kayaknya butuh asisten.
Seperti kali
ini. Bukan kali ini sih. Ini perjalanan singkat di bulan 12 tahun kemarin. Tidak
jauh dari rumah. Hanya sekitar 5 km atau 15 menit langsung sampai. Semoga perhitungan
fisikanya tidak salah. Ini saja aku termasuk telat sekali berkunjung. Orang luar
lebih tahu ketimbang aku yang dekat. Teman-teman juga banyak yang tahu tentang
tempat ini. Dan aku? Begitulah. Karena penasaran akhirnya aku datang. Bukan
tidak pernah datang sama sekali. Pernah. Tapi aku belum tahu saja kalau tempat
ini dijadikan tempat wisata.
Akhirnya, karena
mau me-review aku memutuskan untuk ke sana. Pinjam motor keponakan serta dia
ikut. Seperti kataku tadi, tidak butuh waktu lama akhirnya datang. Saat datang,
langsung disuguhkan dengan pemandangan yang lumrah aku lihat; jembatan jalan,
air sungai dan lain-lainnya. Tapi di sini beda, sekarang sudah ada plangnya,
alias sebuah keterangan yang mengatakan kalau tempat ini adalah tempat wisata. Bisa
dikatakan ini sejenis tempat wisata kecil-kecilan.
plang nama dan sejarah singkat |
Di dekat
jembatan jalan, ada sebuah plang yang bertuliskan AIR TERJUN SUSU &
PENGKEREMAN DEWI SELENDANG beserta sedikit sejarahnya. Di sana dipaparkan
tentang kenapa nama tempat wisatanya seperti itu. Aku sedikit kagok ketika
tahu. Maklum, tidak menyangka sampai seperti itu sejarahnya. Mungkin, ini bisa
dikatakan semacam sebuah hikayat.
area musola dan berugak |
Di samping plang, ada anak tangga
yang bisa menghubungkan kita ke arah sungai. Sebelum langsung ke sungai, ada
satu berugak dan musola. Bagi kalian yang mau ke sini, jangan takut untuk
meninggalkan kewajiban. Duduk-duduk santai sambil menikmati pemandangan juga
boleh sekali. Di tempat ini juga tumbuh pohon ala-ala Lombok. Mungkin di daerah
kalian juga ada. Nama pohonnya beduri atau gol. Buahnya enak di makan. Waktu kecil
aku dan teman-teman suka juga makan buah pohon ini. Bahkan, jaman kecil buah
pohon ini dijual juga. Kalau sekarang, sudah tidak banyak yang mencarinya. Kalau
dimakan ya bisa tapi minatnya sudah tidak ada lagi.
air terjun mini |
Bagian berikutnya adalah bagian di
mana kalian bisa melihat sungainya. Jelas, kalau sudah di sana siap-siap untuk
berfoto ria. Nah, tempat ini yang dinamai air terjun susu. Kenapa demikian? Air
terjunnya ya itu air sungai yang mengalir deras. Tidak tinggi sih tapi memang
itulah. Untuk kali ini airnya tidak seperti susu, lebih ke arah keruh. Soalnya masih
musim hujan. Tapi benaran kalau cuaca normal airnya seperti air susu. Ya, tidak
seperti air susu asli sih, tapi ada putih-putihnya sedikit.
tempat jualan atau duduk-duduk sebentar |
tempat orang jualan |
Kalau sudah puas berfoto ria, kalian
juga boleh nongkrong dengan teman-teman di samping. Ini semacam lokasi tempat
orang jualan, mirip seperti halte. Lupa namanya. Padahal aku sudah catat bagian
spanduknya. Tapi entah aku taruh di mana catatannya. Biasanya di sini juga
digunakan untuk duduk-duduk. Di samping tempat ini juga terlihat ada orang
nongkrong. Kebetulan pada saat itu ada tongkrongan komunitas motor pesva. Pengen
tanya-tanya sih kenapa alasannya milih tempat ini untuk kumpul. Tapi sayang,
aku belum ada nyali untuk hal-hal itu. Blogger
cemen. Hiks.
Tempat ini sebenarnya bukan tempat
nongkrong, lebih ke sebelahnya yang tidak ada area alias bebas di mana pun. Tapi
boleh saja sih asal menjaga kebersihan lingkungan. Tempat ini juga sebagai
patokan pembatas antara Lombok Timur dan Lombok Utara. Seperti pada umumnya,
kebanyakan setiap daerah jika berhubungan pembatas selalu meninggalkan kesan
yang berbeda dengan daerah sebelahnya. Mungkin ini digunakan sebagai pembeda. Atau
bisa yang lainnya. Pendapat ini sih tidak mutlak benar. Hehe. Terus, di depan
tempat ini malah ada orang yang jualan. Beberapa sih. Tapi cukup untuk membeli
makanan pengisi perut.
Akhirnya, sampai di sini tentang
wisata kecil-kecilan dekat rumah. Pengen sih nunjukin tempat wisata sebelahnya.
Tidak jauh dari tempat ini. Cuma jarak berapa meter saja. Ini sih sejalan
dengan wisata air susu. Lebih ke atasnya. Masih berhubungan juga dengan
sungai. Namun berhubung hampir malam, cukup foto-foto sebelahnya saja.
Catatan: tempat ini lumayan ramai
kalau sore hari. Ada saja pengunjungnya. Namun perlu diperhatikan juga, di sini
mungkin kebersihan belum terlalu diperhatikan. Terbukti di sungainya ada
beberapa sampah yang aku temukan saat ke sini.
Bye
bye… tunggu review wisata lainnya,
ya. Dan sekarang, penampilan tempat ini lebih cantik. Aku belum ke sana lagi walau dekat. Aku pasti mereviewnya ketika berkunjung lagi. Nantikan, ya.
0 Comments
Berbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^