Ticker

6/recent/ticker-posts

Resensi Buku - [Ketika Jodoh Sudah Ditakdirkan]

Manusia yang sudah memiliki kematangan usia, atau secara finisal, patut untuk memikirkan membina rumah tangga. Untuk membina rumah tangga, beberapa aspek yang diperhatikan untuk mewujudkan hal demikian, salah satunya adalah memilih pasangan hidup itu sendiri. Karena, sebuah hubungan yang diikat dengan nama pernikahan bukan hal main-main seperti sebuah permainan yang dilakukan sehari dua hari, namun lebih dari itu. Sebab, sebuah pernikahan adalah tentang dua karakter yang berdampingan yang harus sejalan untuk tetap mempertahankannya.

Terkait dengan pasangan, terkait pula tentang jodoh, sesiap apa pun manusia itu, jika Allah belum mengizinkan maka tidak akan terjadi. Demikian yang dirasakan oleh Laranjani dalam novel ini. Usianya yang sudah 27 tahun belum menemukan jodoh malah membuatnya semakin menderita. Bukan karena dirinya, melainkan karena omongan orang di sekitarnya. “Aku Cuma menyarankan. Kau bukannya memiliki pemahaman agama yang bagus? Agamamu pun menyuruh kau cepat menikah supaya tak banyak masalah, bukan?” (halaman 3). 

Orang-orang dekat Laranjani semakin mendesaknya untuk menikah. Bahkan mencarikannya jodoh. Namun, Laranjani menolaknya. Hingga orang-orang dekatnya pun menganggap Laranjani terlalu memilih. “Saya tidak terlalu memilih, Mbak. Saya hanya punya kriteria yang menjadi keinginan saya. Salahkah kalau saya punya keinginan?” (halaman 45). Dengan penilaian orang-orang terdekatnya, Laranjani malah berkesimpulan, bahwa mereka tidak mengerti dirinya.

Batin Laranjani tersiksa. Pikirannya selalu bertautan dengan jodoh. Padahal, jodoh itu sudah diatur. Karena hal itu, Laranjani selalu memohon pada Sang Kuasa agar dikuatkan. Hingga, hatinya memiliki pilihan pada seorang laki-laki bernama Rifky. Rifky adalah laki-laki yang pernah dituduhnya pencuri di perpustakaan mushola kampusnya, dan sekarang menjadi teman kerjanya di Pak Hasan. Laranjani menaruh hati pada Rifky karena baik, ramah, dan memiliki agama yang baik.


Layaknya perempuan muslimah, Laranjani memegang teguh hal itu Perasaannya pada Rifky ditutupnya begitu rapi. Hingga suatu hari, Pak Hasan menyuruh Laranjani dan Rifky berkumpul. Pak Hasan akan membicarakan tentang jodoh Laranjani. Laranjani memang percaya pada Pak Hasan, karena selama ini Pak Hasan baginya seperti ayahnya. Laranjani begitu mengharapkan jodoh yang dipilihkan Pak Hasan adalah Rifky. “..... Ya Allah, aku berharap malam ini adalah jawaban solusi dari permasalahnku ini.” (halaman 79).

Manusia bisa berharap, namun Allah yang menentukkannya. Begitu juga dengan Laranjani, ia berduka, orang yang diharapkan jadi jodohnya bukan Rifky melainkan Fatih. Fatih adalah ketuanya dalam organisasi kampus, sekaligus laki-laki yang diseganinya. Fatih juga memiliki agama yang baik, namun, Laranjani tidak bahagia dengan hal itu.

Akhirnya, dengan pertimbangan yang matang, Laranjani menerima perjodohan itu. setelah menikah, Laranjani tinggal bersama Fatih di kampung halaman Fatih. Dalam membina rumah tangga, Fatih begitu baik dan sayang terhadap Laranjani. Sayang, Laranjani belum membuka hati untuk Fatih. Hatinya masih bertautan pada Rifky. Hingga, pada akhirnya, sepandai apa pun Laranjani menyimpan hal itu, akhirnya Fatih mengetahuinya ketika membuka leptop milik Laranjani. Jujur aku mengagumimu. Sosok muda, tampan, dan humoris. Namun, kau tak akan pernah halal bagiku. Maka kuputuskan untuk menerima semua ini. Meski berlinang air mata dan derita, aku telah putuskan mengusirmu dari kamar hatiku, Rifky (halaman 138).

Ketika Fatih tahu tentang perasaan Laranjani, di rumahnya tidak ada lagi kemesraan, canda, apalagi tawa. Semuanya berubah. Fatih tidak perhatian lagi dengan Laranjani. Bahkan, Fatih berencana pergi menjadi relawan di Sinabung, tentu bersama Rifky. Saat menjadi relawan, Fatih bahkan sempat menikah dengan perempuan yang ditinggal menikah oleh pasangannya, Silvia. Rifky bukan hanya tinggal diam, ia menasihati Fatih, namun Fatih tidak mendengarkannya.

Seperti sebuah garis yang sudah digariskan Allah, atau tepatnya takdir, bencana di Sinabung semakin parah sehingga menyebabkan kecelakaan terjadi pada Fatih ketika membantu orang-orang, Fatih meninggal di sana. Laranjani mengetahui hal itu sangatlah terpukul. Bukan karena kehilangan Fatih semata, karena kematian sudah ditakdirkan Allah, melainkan penyesalannya yang memiliki perasaan telat pada Fatih.

Kematian Fatih bukan hanya sekedar kepergian, melainkan memulainya kehidupan baru untuk membahagiakan orang tercinta. Fatih mengamanakah kepada Rifky untuk menikahi Laranjani. ..... Kata orang cinta itu tak selamanya jodoh, mungkin itu yang ada pada kita. Dan mungkin saja, memeang Rifky-lah jodohmu (halaman 160). Apakah Rifky mau menikahi Laranjani?


Sungguh, sebuah takdir, apa pun peristiwa yang menimpanya, maka tidak akan pernah berpaling. Begitu juga dengan jodoh yang dibahas dalam novel ini. Novel yang diramu dengan penuturan sederhana, begitu mudah dipahami. Namun sayang, dalam novel ini ceritanya mudah sekali ditebak. Walaupun demikian, kekurangan bukan berarti menghilangkan makna jodoh dari segi agama. Dan, satu point dalam novel ini, diakhir cerita, penulis menambahkan nasihat-nasihat cinta yang baik dalam kaidah agama.
Reactions

Post a Comment

3 Comments

  1. Menarik resensinya, Mas.Dan, bikin penasaran penginbaca bukunya. Apalagi ini islami dibalut romance ya? Aku sendiri sedang berusaha menulis novel genre ini. :D

    ReplyDelete
  2. yuk beli #eh... in novel hadiah resensi kemarin. kalau mau belajar genre ini, harus banyak beli buku yang model gini. ^_^

    ReplyDelete
  3. Ketahui potensi diri, jodoh dan kepribadian dari arti nama dan tanggal lahir dengan coba unduh ARC Bali Pro kami di PlayStore atau ingin tahu lebih jauh bisa baca blog kami di ARC Bali

    ReplyDelete

Berbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^