Masih teringat tentang bagaimana
guru-guru bisa masuk penjara gara-gara suatu hal. Apakah yang dilakukan itu
benar atau tidak. Yang pasti, jika guru berada di pihak salah menurut hukum,
maka itu keyakinan adalah salah. Walaupun dasarnya, hal yang dilakukan hanyalah
demi menyelamatkan siswa saja. Maksudnya, mendidik siswa untuk lebih baik lagi.
Namun nyatanya, banyak guru yang tidak mampu untuk mengontrol diri hingga bisa
dilaporkan dan masuk penjara. Miris? Tentu. Sejatinya, guru hanya bertujuan
untuk mendidik. Nyatanya? Siapa yang salah?
Siapa yang salah, siapa yang
benar, tidak ada yang tahu. Yang pasti, dari pihak guru dan siswa sebaiknya
menjaga bagaimana hak-hak yang memang dimiliki. Misal, guru berhak menegur siswa yang salah dan mencoba membimbingnya, atau siswa mendengar apa yang diarahkan
oleh guru. Apabila kedua belah pihak mengerti tentang hak-haknya, maka kekerasan
atau permasalahan apa pun tidak akan terjadi.
Terlepas dari itu, memang
permasalahan kerap terjadi di sekolah, terutama pada siswa. Sumbernya
permasalahan memang banyak. Karena setiap anak memiliki perbedaan karakter,
sehingga permasalah tiap siswa pun berbeda-beda. Kerap karena perbedaan inilah
yang membuat guru menjadi kawalahan dan akhirnya akan berdampak pada tingkat
emosional. Namun, guru yang baik adalah guru yang mampu mengolah emosinya
sendiri.
Seperti penjelasan di atas,
setiap siswa memiliki perbedaan karakter sehingga permasalahannya pun
berbeda-beda. Terkait dengan permasalahan siswa, sewajarnya guru atau orangtua
terutama, harus tahu bagaimana permasalah siswa. Ini bertujuan agar guru atau
orangtua bisa paham dalam posisi mana tiap siswa memiliki permasalahan. Karena
hal demikian, maka inilah beberapa permasalahan siswa dalam segi sikap yang
harus diketahui. Beberapa permasalahan ini diambil dari angket PMP yang
dilakukan oleh pemerintah. PMP kepanjangan dari Penjaminan Mutu Pendidikan.
Berikut permasalahan sikap siswa yang terjadi di sekolah.
- Mencontek saat ujian
- Menyalin tugas dari pekerjaan temannya
- Sering berbohong
- Bolos
- Terlambat masuk sekolah
- Tidak mengerjakan tugas yang diberikan
- Tidak mematuhi tata tertib sekolah
- Terlibat perkelahian antar siswa atau antar sekolah dan atau antar kelompok
- Teribat narkoba’minum minuman keras
- Merokok
- Pornografi dan pornoaksi
- Vandalisme (perusakan seperti memecahkan, menghancurka, dll, tanpa seizin pemilik)
- Tidak menghormati guru dan orang lain yang lebih tua
- Menggunakan kata-kata kotor dalam berkomunikasi
- Tidak memiliki kemauan dalam mencari bahan/sumber belajar
- Minim kreatifitas dalam menghasilkan karya
- Malas mengunjungi perpustakaan
- Rendahnya minat membaca
- Tidak berani mengemukakan pendapat
- Tidak percaya diri tampil di depan umum
- Kesulitan dalam berinterakis/berkomunikasi dengan orang lain
- Tidak sportif
- Tidak taat menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing
- Tidak berdoa sebelum dan setelah melakukan aktivitas
- Rendah partisipasi dalam gontong royong
- Tidak ada kepedulian terhadap orang lain
- Membuang sampah sembarangan
- Tidak mau terlibat membersihkan lingkungan sekolah
- Tidak menjaga dan memelihara tanaman
Demikian permasalahan sikap siswa
yang harus diketahui. Permasalahan demikian dapat dikategorikan permasalahan
yang ringan dan berat. Dan sekarang, sebagai guru atau orangtua sebaiknya
memperhatikan permasalahan siswa, terutama untuk orangtua sebaiknya mengetahui
kondisi anaknya. Ini tentu berguna untuk mengantisipasi bagaimana kondisi siswa
itu sendiri. Setidaknya, mencegah lebih baik ketimbang membiarkan dan tidak
mengetahuinya sama sekali. Ini juga mampu mengurai permasalahan yang dihadapi
guru. Alngkah baiknya, gura dengan orangtua sama-sama bekerja sama demi
kebaikan bersama-sama.
0 Comments
Berbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^