Tragedi di Hari Sabtu – Ini sinopsis FTV ke-2 yang kubuat. Niatnya hanya untuk
belajar saja. Semoga saja kalian suka dengan sinopsis ini. Tidak lupa, aku
berharap ada kritik dan saran. Huah... ini hanya sekedar penerapan apa yang
pernah aku baca dan pelajari secara pemula. Jadi, jangan diikuti. Kalau tidak
keberatan, bagi kalian yang hebat, boleh, kok ajarin aku. Oke, selamat membaca,
ya....
PERMIS
Melisa membenci hari Sabtu. Karena
setiap hari Sabtu, bencana selalu datang padanya. Dia pun pergi ke rumah
neneknya di kampung, bertemu dengan Damar. Disanalah, Damar menyadarkan Melisa
kalau semua hari itu baik.
SEGMEN 1
1. Sepulang dari
kampus, Melisa dan Delia, sahabatnya, pergi bersenang-senang. Mereka pergi ke
mall, arena permainan, dan terakhir di pantai. Di pantai, mereka membuat
rencana untuk besok pergi ke rumah keluarga Delia.
2. Sepulang dari
kampus, Melisa disambut oleh orangtuanya. Ayah dan ibunya memberikannya hadiah.
Ayahnya sebuah kunci mobil. Ibunya sebuah voucer salon kecantikan. Melisa
sangat senang dengan hadiah itu.
3. Di kamar, Melisa
menulis kegiatannya hari ini. Hari ini baginya sangat membahagiakan.
4. Di lain tempat,
Damar dan orangtuanya dikagetkan dengan kedatangan warga yang ribut. Damar
diadili karena dituduh memperkosa Neta, gadis kampung yang selama ini menyukai
Damar. Tapi, Damar selalu menolaknya. Warga pun mengusir Damar.
5. Dengan
ketidakrelaan, orangtua Damar begitu sedih melihat Damar pergi dari kampung
hanya membawa dirinya sendiri.
6. Melisa pergi ke
rumah Delia dengan membawa mobil hadiah ayahnya. Melisa pamer dengan mobilnya.
Delia merasa iri dengan Melisa. Mereka pun pergi ke rumah keluarga Delia.
7. Damar luntang
lantung di jalanan. Karena kelelahan, dia behenti di musola kampung lain. Di
sanalah dia istirahat.
8. Melisa dan Delia
sebentar lagi sampai ke tujuan, namun, tiba-tiba di perempatan jalan saat
Melisa belok ke kiri, sebuah mobil datang dengan laju kencang membuat Melisa
mengerem mendadak dan membanting setir. Saking kerasnya, Melisa mengalami
kecelakaan.
SEGMEN 2
9. Melisa sudah ada
di rumah sakit. Kepala dan tangan kirinyanya diperban. Sedangkan kakinya
sedikit sakit menyebabkan dia berjalan terseok-seok. Sedangkan Delia masih di
UGD.
10. Orangtua Delia
datang dengan hati cemas. Menanyakan keadaan Delia pada Melisa. Ibu Delia
menangis.
11. Saat seperti
itu, Melisa menerima telepon dari pembantu di rumahnya. Pembantunya mengabarkan kalau dia harus
pulang karena orangtuanya bertengkar dan akan bercerai. Karena kaget, dia
langsung pulang tanpa pamit ke orangtua Delia.
12. Sementara Damar
dibangunkan oleh seorang nenek yang datang untuk solat Ashar. Damar terbangun
dan minta maaf. Dia pun pergi mengambil wudhu dan ikut sholat berjamaah.
13. Melisa melihat
barang-barang di ruang tengah berserakan. Pembantunya datang menghampirinya dan
mengatakan kalau hanya ibunya di rumah. Ayahnya pergi setelah selesai
bertengkar. Melisa menghampiri ibunya dan menanyakan apa yang terjadi. Sambil
menangis ibunya menceritakan kalau ayahnya sudah menikah lagi dengan wanita
lain. (flashback) Seorang wanita datang ke kantor dengan perut besar menemui
ibu Melisa. Wanita itu mengaku sudah menikah dengan ayah Melisa.
14. Di kamar, Melisa
menangis sejadi-jadinya. Dia tidak menyangka kalau ayahnya bisa seperti itu.
Padahal, selama ini mereka begitu bahagia. Melisa pun mengambil buku hariannya
dan menulis bahwa hari ini begitu kelabu.
15. Nenek yang
membangunkan Damar hanya melihat Damar hanya mondar mandir seperti kebingungan
di depan mushola. Itu dilakukannya hampir satu jam. Selain sering ke musola,
biasanya nenek itu menyapu terlebih dahulu sebelum pulang. Nenek itu
menghampiri Damar dan menanyakan keadaan Damar. Damar hanya mengatakan tidak
ada apa-apa. Tapi, karena nenek itu sering
bertanya ulang, akhirnya Damar jujur pada nenek itu.
16. Nenek itu
membawa Damar ke rumahnya. Di rumahnya, nenek itu menyiapakan makanan untuk
Damar. Nenek itu juga mengizinkan Damar tinggal di rumahnya kalau mau. Selama
ini, nenek itu tinggal sendirian karena anak-anaknya tinggal di kota.
SEGMEN 3
17. Delia sadar.
Orangtuanya begitu bahagia. Delia mencoba untuk menggerakkan kakinya, tapi
kakinya tidak bergerak. Delia bertanya pada orangtuanya. Orangtuanya hanya
menangis (flasback) Orangtua Delia bersama dokter. Dokter memberitahu kalau
Delia akan lumpuh total. Melihat reaksi orangtuanya, Delia mengerti. Dia
histeris. Dia tidak menerima keadaannya.
18. Di lain tempat,
Neta merasa mual. Dia sering bolak balik di kamar mandi untuk muntah. Melihat
itu, orangtua Neta curiga kalau Neta lagi hamil. Orangtua Neta pun
mengintrogasi Neta dan benar, Neta sedang hamil. Mendengar itu, orangtua Neta
murka dan ingin langsung melabrak orangtua Damar. Namun, Neta mencegahnya
karena sebenarnya bukan Damar yang menghamilinya, melainkan pacaranya yang
sekarang. Orangtua Neta langsung sok.
19. Melisa pergi ke
rumah sakit untuk menjenguk Delia. Namun sayang, Delia tidak ingin bertemu
dengan dirinya. Orangtua Delia malah mengusir Melisa. Orangtua Delia tidak
ingin anaknya celaka lagi gara-gara Melisa.
20. Di depa rumah
sakit, Melisa mencoba menelepon Delia. Tapi, Delia tidak mengangkat
panggilannya. Ketiga kali, Delia mengangkat telponnya. Namun, Melisa hanya
mendengar kebencian Delia pada dirinya.
21. Delia menutup
telepon. Ibunya datang dan bertanya siapa yang dia telepon. Saat ibunya tahu
Melisa yang menelepon, ibunya langsung mengatai Melisa kalau Melisa tidak
bertanggung jawab terhadap Delia. Delia hanya diam. Di lubuk hati terdalamnya,
dia menyangkal tuduh itu. Melisa adalah sahabat baiknya. Delia meneteskan air
matanya.
22. Sehabis menulis
buku hariannya, Melisa tidak bisa tidur. Dia mondar mandir di kamar. Ayahnya
entah pergi ke mana. Ibunya hanya menangis, tidak bisa menerima kejadian yang
menimpanya. Sampai tengah malam, Melisa hanya gelisa, hingga pada akhirnya dia
mendengar jeritan tetangganya. Dia kaget dan langsung keluar kamar. Di ruang
tengah, pembantu dan ibunya berkumpul. Melisa bertanya tentang apa yang
terjadi. Tapi, mereka tidak ada yang tahu. Pembantu Melisa mengintip dari
jendela, keaadan sepi. Mereka tidak berani keluar.
23. Paginya,
terdengar suara ambulan datang. Melisa, ibu, dan pembantunya bergegas keluar
rumah. Mereka melihat banyak orang di samping rumahnya. Mereka ke sana dan
bertanya. Ternyata, tetangganya habis di rampok. Melisa kaget dan terngiang
jeritan tengah malam tadi. Segerumunan orang menepi ketika para polisi keluar
membawa tiga kantung jenazah dan dimasukkan ke mobil jenazah. Melihat hal itu,
Melisa menelan ludah dengan tersendat.
24. Melisa mengurung
diri di kamar. Dia merinding dengan kejadian pagi ini. Dia pun merenung dengan
beberapa kejadian yang menimpanya. Kenapa selalu di hari Sabtu? Dia pun
bergegas mengambil buku hariannya dan melihat isinya. Sebagian besar kejadian
yang menimpanya terjadi di hari Sabtu. Kecelakaan mobil dengan Delia,
pertengkaran orangtuanya, perampokan di tetangganya, dan.... Melisa membuang
buku hariannya. Dia pun langsung menangis dengan kejadian yang menimpa dirinya.
SEGMEN 4
25. Melisa dan
ibunya berkumpul di ruang tengah. Ibunya mengabarkan kalau Melisa sudah
diuruskan untuk cuti kuliah di kampusnya. Kemudian, ibunya menyuruh Melisa
tinggal di kampung, neneknya. Ibunya akan pergi ke luar negeri untuk mengurus
pekerjaannya. Sedangkan pembantunya, ikut serta dengan Melisa. Melisa setuju
dengan hal itu. Karena mengingat kejadian yang menimpa tetangganya, Melisa jadi
takut tinggal di rumahnya.
26. Sementara di
pasar, Damar sedang bekerja sebagai tukang angkut barang. Selama tinggal
bersama nenek itu, dia bekerja di pasar dan menjadi marbot di musola. Saat
istirahat, dia kaget ketika Neta berdiri di depannya menyapa. Dia berusaha
menghindar dari Neta tapi Neta mencegatnya dan langsung minta maaf atas
kesalahannya. Neta bercerita kalau yang dilakukannya dulu karena tidak ada cara
lain untuk mendapatkan hatinya Damar. (flashback) Neta berapa kali
menyatakan cinta pada Damar tapi ditolak. Neta juga bercerita kalau dia
sudah menikah, dan sudah minta maaf ke orangtua Damar.
27. Melisa sudah
sampai di rumah neneknya. Neneknya menyambutnya dengan bahagia. Melisa pun
bercerita tentang apa yang menimpa dirinya hingga dia sampai ke rumah neneknya.
28. Damar pulang ke
rumah nenek itu. Saat sampai, dia keheranan karena ada tamu di rumah nenek itu.
Nenek itu pun menjelaskan tentang Melisa. Nenek itu juga menceritakan tentang
Damar ke Melisa.
29. Selama tinggal
bersama, Melisa dan Damar mulai dekat. Mereka sering ke pasar bersama,
jalan-jalan, ke musola, dan Damar pun mulai keheranan pada Melisa ketika Melisa
menolak ajakannya di hari Sabtu. Karena penasaran, Damar pun bertanya perihal
itu. Melisa pun menceritakan kejadian yang menimpanya di tiap hari Sabtu. Damar
tertawa dan menasihati Melisa kalau semua hari itu baik.
30. Tepat pada hari
Sabtu, Damar ingin membuktikan bahwa semua hari itu baik, dia mengajak Melisa
pergi dengan mobil yang dipinjamnya di tetangga. Sebelumnya (flashback) Damar
membaca pesan singkat Delia kalau dia merindukan Melisa. Bahkan, Delia ingin
bertemu Melisa. Semua yang menimpa dirinya adalah takdir dari Tuhan. Melisa
selalu menolak, tapi Damar memaksa. Damar pun bersumpah kalau tidak akan
terjadi apa pun. Bahkan, Damar menyuruh Melisa selama perjalan selalu tidur
kalau takut. Akhirnya Melisa menurut saja.
31. Melisa keheranan
ketika Damar membawanya ke rumah sakit tempat di mana Delia dirawat. Melisa
langsung merindukan Delia. Damar pun jujur kalau dia membaca pesan singkat
Delia di handphone Melisa dan menghapusnya langsung. Tak kuasa, Melisa
pun meneteskan air mata, apalagi mengingat kebersamaannya dengan Delia.
Namun... dia tidak berani menemui Delia karena Delia membenci dirinya. Saat dia
berpaling untuk pergi, Delia memanggilnya sambil mendorong kuris rodanya.
Melisa pun berpaling dan bergegas memeluk Delia.
32. Damar merasa
lega, akhirnya Melisa percaya kalau semua hari itu baik. Selama perjalanan
pulang, Melisa menikmati perjalanannya. Saat sampai di rumah nenek itu, Damar
dikejutkan dengan kedatangan oragtuanya. Mereka melepaskan rasa rindu. Orangtua
Damar bercerita tentang keadaan kampung, hingga mereka bisa sampai di kempung
ini. Nama Damar sudah bersih di kampungnya. Damar pun pamitan ke nenek itu,
Melisa, dan pembantu Melisa. Damar berjanji akan sering menemui mereka.
0 Comments
Berbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^