Ticker

6/recent/ticker-posts

Sinopsis FTV [Tragedi di Hari Sabtu]

Tragedi di Hari Sabtu – Ini sinopsis FTV ke-2 yang kubuat. Niatnya hanya untuk belajar saja. Semoga saja kalian suka dengan sinopsis ini. Tidak lupa, aku berharap ada kritik dan saran. Huah... ini hanya sekedar penerapan apa yang pernah aku baca dan pelajari secara pemula. Jadi, jangan diikuti. Kalau tidak keberatan, bagi kalian yang hebat, boleh, kok ajarin aku. Oke, selamat membaca, ya....
[ image source ]

PERMIS
Melisa membenci hari Sabtu. Karena setiap hari Sabtu, bencana selalu datang padanya. Dia pun pergi ke rumah neneknya di kampung, bertemu dengan Damar. Disanalah, Damar menyadarkan Melisa kalau semua hari itu baik.


SEGMEN 1
1.      Sepulang dari kampus, Melisa dan Delia, sahabatnya, pergi bersenang-senang. Mereka pergi ke mall, arena permainan, dan terakhir di pantai. Di pantai, mereka membuat rencana untuk besok pergi ke rumah keluarga Delia.
2.      Sepulang dari kampus, Melisa disambut oleh orangtuanya. Ayah dan ibunya memberikannya hadiah. Ayahnya sebuah kunci mobil. Ibunya sebuah voucer salon kecantikan. Melisa sangat senang dengan hadiah itu.
3.      Di kamar, Melisa menulis kegiatannya hari ini. Hari ini baginya sangat membahagiakan.
4.      Di lain tempat, Damar dan orangtuanya dikagetkan dengan kedatangan warga yang ribut. Damar diadili karena dituduh memperkosa Neta, gadis kampung yang selama ini menyukai Damar. Tapi, Damar selalu menolaknya. Warga pun mengusir Damar.
5.      Dengan ketidakrelaan, orangtua Damar begitu sedih melihat Damar pergi dari kampung hanya membawa dirinya sendiri.
6.      Melisa pergi ke rumah Delia dengan membawa mobil hadiah ayahnya. Melisa pamer dengan mobilnya. Delia merasa iri dengan Melisa. Mereka pun pergi ke rumah keluarga Delia.
7.      Damar luntang lantung di jalanan. Karena kelelahan, dia behenti di musola kampung lain. Di sanalah dia istirahat.
8.      Melisa dan Delia sebentar lagi sampai ke tujuan, namun, tiba-tiba di perempatan jalan saat Melisa belok ke kiri, sebuah mobil datang dengan laju kencang membuat Melisa mengerem mendadak dan membanting setir. Saking kerasnya, Melisa mengalami kecelakaan.

SEGMEN 2
9.      Melisa sudah ada di rumah sakit. Kepala dan tangan kirinyanya diperban. Sedangkan kakinya sedikit sakit menyebabkan dia berjalan terseok-seok. Sedangkan Delia masih di UGD.
10.  Orangtua Delia datang dengan hati cemas. Menanyakan keadaan Delia pada Melisa. Ibu Delia menangis.
11.  Saat seperti itu, Melisa menerima telepon dari pembantu di rumahnya.  Pembantunya mengabarkan kalau dia harus pulang karena orangtuanya bertengkar dan akan bercerai. Karena kaget, dia langsung pulang tanpa pamit ke orangtua Delia.
12.  Sementara Damar dibangunkan oleh seorang nenek yang datang untuk solat Ashar. Damar terbangun dan minta maaf. Dia pun pergi mengambil wudhu dan ikut sholat berjamaah.
13.  Melisa melihat barang-barang di ruang tengah berserakan. Pembantunya datang menghampirinya dan mengatakan kalau hanya ibunya di rumah. Ayahnya pergi setelah selesai bertengkar. Melisa menghampiri ibunya dan menanyakan apa yang terjadi. Sambil menangis ibunya menceritakan kalau ayahnya sudah menikah lagi dengan wanita lain. (flashback) Seorang wanita datang ke kantor dengan perut besar menemui ibu Melisa. Wanita itu mengaku sudah menikah dengan ayah Melisa.
14.  Di kamar, Melisa menangis sejadi-jadinya. Dia tidak menyangka kalau ayahnya bisa seperti itu. Padahal, selama ini mereka begitu bahagia. Melisa pun mengambil buku hariannya dan menulis bahwa hari ini begitu kelabu.
15.  Nenek yang membangunkan Damar hanya melihat Damar hanya mondar mandir seperti kebingungan di depan mushola. Itu dilakukannya hampir satu jam. Selain sering ke musola, biasanya nenek itu menyapu terlebih dahulu sebelum pulang. Nenek itu menghampiri Damar dan menanyakan keadaan Damar. Damar hanya mengatakan tidak ada apa-apa. Tapi, karena nenek itu sering  bertanya ulang, akhirnya Damar jujur pada nenek itu.
16.  Nenek itu membawa Damar ke rumahnya. Di rumahnya, nenek itu menyiapakan makanan untuk Damar. Nenek itu juga mengizinkan Damar tinggal di rumahnya kalau mau. Selama ini, nenek itu tinggal sendirian karena anak-anaknya tinggal di kota.

SEGMEN 3
17.  Delia sadar. Orangtuanya begitu bahagia. Delia mencoba untuk menggerakkan kakinya, tapi kakinya tidak bergerak. Delia bertanya pada orangtuanya. Orangtuanya hanya menangis (flasback) Orangtua Delia bersama dokter. Dokter memberitahu kalau Delia akan lumpuh total. Melihat reaksi orangtuanya, Delia mengerti. Dia histeris. Dia tidak menerima keadaannya.
18.  Di lain tempat, Neta merasa mual. Dia sering bolak balik di kamar mandi untuk muntah. Melihat itu, orangtua Neta curiga kalau Neta lagi hamil. Orangtua Neta pun mengintrogasi Neta dan benar, Neta sedang hamil. Mendengar itu, orangtua Neta murka dan ingin langsung melabrak orangtua Damar. Namun, Neta mencegahnya karena sebenarnya bukan Damar yang menghamilinya, melainkan pacaranya yang sekarang. Orangtua Neta langsung sok.
19.  Melisa pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Delia. Namun sayang, Delia tidak ingin bertemu dengan dirinya. Orangtua Delia malah mengusir Melisa. Orangtua Delia tidak ingin anaknya celaka lagi gara-gara Melisa.
20.  Di depa rumah sakit, Melisa mencoba menelepon Delia. Tapi, Delia tidak mengangkat panggilannya. Ketiga kali, Delia mengangkat telponnya. Namun, Melisa hanya mendengar kebencian Delia pada dirinya.
21.  Delia menutup telepon. Ibunya datang dan bertanya siapa yang dia telepon. Saat ibunya tahu Melisa yang menelepon, ibunya langsung mengatai Melisa kalau Melisa tidak bertanggung jawab terhadap Delia. Delia hanya diam. Di lubuk hati terdalamnya, dia menyangkal tuduh itu. Melisa adalah sahabat baiknya. Delia meneteskan air matanya.
22.  Sehabis menulis buku hariannya, Melisa tidak bisa tidur. Dia mondar mandir di kamar. Ayahnya entah pergi ke mana. Ibunya hanya menangis, tidak bisa menerima kejadian yang menimpanya. Sampai tengah malam, Melisa hanya gelisa, hingga pada akhirnya dia mendengar jeritan tetangganya. Dia kaget dan langsung keluar kamar. Di ruang tengah, pembantu dan ibunya berkumpul. Melisa bertanya tentang apa yang terjadi. Tapi, mereka tidak ada yang tahu. Pembantu Melisa mengintip dari jendela, keaadan sepi. Mereka tidak berani keluar.
23.  Paginya, terdengar suara ambulan datang. Melisa, ibu, dan pembantunya bergegas keluar rumah. Mereka melihat banyak orang di samping rumahnya. Mereka ke sana dan bertanya. Ternyata, tetangganya habis di rampok. Melisa kaget dan terngiang jeritan tengah malam tadi. Segerumunan orang menepi ketika para polisi keluar membawa tiga kantung jenazah dan dimasukkan ke mobil jenazah. Melihat hal itu, Melisa menelan ludah dengan tersendat.
24.  Melisa mengurung diri di kamar. Dia merinding dengan kejadian pagi ini. Dia pun merenung dengan beberapa kejadian yang menimpanya. Kenapa selalu di hari Sabtu? Dia pun bergegas mengambil buku hariannya dan melihat isinya. Sebagian besar kejadian yang menimpanya terjadi di hari Sabtu. Kecelakaan mobil dengan Delia, pertengkaran orangtuanya, perampokan di tetangganya, dan.... Melisa membuang buku hariannya. Dia pun langsung menangis dengan kejadian yang menimpa dirinya.

SEGMEN 4
25.  Melisa dan ibunya berkumpul di ruang tengah. Ibunya mengabarkan kalau Melisa sudah diuruskan untuk cuti kuliah di kampusnya. Kemudian, ibunya menyuruh Melisa tinggal di kampung, neneknya. Ibunya akan pergi ke luar negeri untuk mengurus pekerjaannya. Sedangkan pembantunya, ikut serta dengan Melisa. Melisa setuju dengan hal itu. Karena mengingat kejadian yang menimpa tetangganya, Melisa jadi takut tinggal di rumahnya.
26.  Sementara di pasar, Damar sedang bekerja sebagai tukang angkut barang. Selama tinggal bersama nenek itu, dia bekerja di pasar dan menjadi marbot di musola. Saat istirahat, dia kaget ketika Neta berdiri di depannya menyapa. Dia berusaha menghindar dari Neta tapi Neta mencegatnya dan langsung minta maaf atas kesalahannya. Neta bercerita kalau yang dilakukannya dulu karena tidak ada cara lain untuk mendapatkan hatinya Damar. (flashback) Neta berapa kali menyatakan cinta pada Damar tapi ditolak. Neta juga bercerita kalau dia sudah menikah, dan sudah minta maaf ke orangtua Damar.
27.  Melisa sudah sampai di rumah neneknya. Neneknya menyambutnya dengan bahagia. Melisa pun bercerita tentang apa yang menimpa dirinya hingga dia sampai ke rumah neneknya.
28.  Damar pulang ke rumah nenek itu. Saat sampai, dia keheranan karena ada tamu di rumah nenek itu. Nenek itu pun menjelaskan tentang Melisa. Nenek itu juga menceritakan tentang Damar ke Melisa.
29.  Selama tinggal bersama, Melisa dan Damar mulai dekat. Mereka sering ke pasar bersama, jalan-jalan, ke musola, dan Damar pun mulai keheranan pada Melisa ketika Melisa menolak ajakannya di hari Sabtu. Karena penasaran, Damar pun bertanya perihal itu. Melisa pun menceritakan kejadian yang menimpanya di tiap hari Sabtu. Damar tertawa dan menasihati Melisa kalau semua hari itu baik.
30.  Tepat pada hari Sabtu, Damar ingin membuktikan bahwa semua hari itu baik, dia mengajak Melisa pergi dengan mobil yang dipinjamnya di tetangga. Sebelumnya (flashback) Damar membaca pesan singkat Delia kalau dia merindukan Melisa. Bahkan, Delia ingin bertemu Melisa. Semua yang menimpa dirinya adalah takdir dari Tuhan. Melisa selalu menolak, tapi Damar memaksa. Damar pun bersumpah kalau tidak akan terjadi apa pun. Bahkan, Damar menyuruh Melisa selama perjalan selalu tidur kalau takut. Akhirnya Melisa menurut saja.
31.  Melisa keheranan ketika Damar membawanya ke rumah sakit tempat di mana Delia dirawat. Melisa langsung merindukan Delia. Damar pun jujur kalau dia membaca pesan singkat Delia di handphone Melisa dan menghapusnya langsung. Tak kuasa, Melisa pun meneteskan air mata, apalagi mengingat kebersamaannya dengan Delia. Namun... dia tidak berani menemui Delia karena Delia membenci dirinya. Saat dia berpaling untuk pergi, Delia memanggilnya sambil mendorong kuris rodanya. Melisa pun berpaling dan bergegas memeluk Delia.

32.  Damar merasa lega, akhirnya Melisa percaya kalau semua hari itu baik. Selama perjalanan pulang, Melisa menikmati perjalanannya. Saat sampai di rumah nenek itu, Damar dikejutkan dengan kedatangan oragtuanya. Mereka melepaskan rasa rindu. Orangtua Damar bercerita tentang keadaan kampung, hingga mereka bisa sampai di kempung ini. Nama Damar sudah bersih di kampungnya. Damar pun pamitan ke nenek itu, Melisa, dan pembantu Melisa. Damar berjanji akan sering menemui mereka.
Reactions

Post a Comment

0 Comments