Denia (24)
tidak suka dengan badut. Bila ada badut yang mendekatinya, dia tidak segan
memukul badut itu. Pernah dia memukul badut yang coba menghiburnya. Badut itu
hampir babak belur kalau Viana (24) sahabatnya tidak memberhentikannya. Denia
begitu karena waktu kecil, saat ulang tahunnya, orang tuanya membawa badut.
Dan, alangkah kagetnya Denia ketika melihat badut itu mesra dengan ibunya,
tanpa sepengetahuan ayahnya. Bahkan, badut itu membawa kabur ibunya. Sejak saat
itulah Denia tidak suka dengan badut, dan selalu menghindar dari badut.
[ image source ]
Mistok,
ayah Denia (48) bekerja sebagai tukang pos. Sebagai orang tua tunggal, dia
kerap kali merasa capek. Dari mengurus rumah tangga hingga membiayi kehidupan
dan sekolah Denia. Tapi dia tetap semangat demi Denia. Ditinggal istri adalah
bencana yang melukakan. Kerap kali memikirkan masa depan Denia tanpa seorang
istri, membuatnya selalu menangis. Namun dia tidak menyalahkan istrinya
seutuhnya, mungkin ini akhir dari sebuah perjodohan yang dilakukan oleh orang
tua mereka dulu. Dan, biarkan ini menjadi lukanya tanpa sepengetahuan Denia.
Sebagai
sahabat, Viana pernah menesahati bahwa badut itu tidak sama seperti badut yang
pernah membawa lari ibunya, namun, Denia tetap pada pendiriannya, tidak suka
badut. Bahkan, Denia benci dengan badut. Karena rasa tidak suka berubah benci
pada badut, Denia sampai menutup diri. Dia tidak ingin pacaran. Padahala, ada
beberapa teman kampusnya yang suka ke dia. Tapi, selalu di tolaknya.
Rahman
(25), suatu hari berkeliling kampung sebagai badut. Rahman menjadi badut sejak
ayahnya meninggal dua tahun yang lalu. Rahman sudah melamar pekerjaan ke sana
ke mari, tapi tidak ada hasilnya. Mail (27) temannya menawarkannya pekerjaan
sebagai badut keliling dengan bayaran dibagi dua. Masalah kostum, Mail yang
menyediakan karena profesinya itu turun temurun. Daripada menganggur, akhirnya
Rahman menerima pekerjaan itu.
Rahman
mendatangi rumah ke rumah, hingga sampai di rumah Denia yang sederhana namun
asri karena halaman kecilnya ditumbuhi pohon-pohon kecil dan bunga-bunga. Saat
Denia menutup gerbang, Rahman mendekati Denia. Rahmat berjoget-joget untuk
menghibur Denia. Namun malang nasib Rahman, seketika Denia menjerit, mengusir
Rahman. Namun Rahman tidak peduli, dia berjoget-joget bahkan bertingkah lucu.
Denia yang semakin ketakutan mulai memukul-mukul Rahman, bahkan mencari kayu
yang kebetulan ada di depan pagar rumah Denia, langsung memukul Rahmat. Berulang
kali. Rahman kesakitan dan terjatuh. Melihat Rahman terjatuh, Deni memukul
kembali Rahman.
Dari jauh,
Mail melihat kejadian itu dan berlarian menghampiri Rahman. Tadi, Mail membeli
minuman di warung. Mail langsung membantu Rahman dengan melerai pukulan Denia.
Rahman bangun dan meringis kesakitan. Melihat Rahman babak belur, Mail
marah-marah pada Denia. Mail pun meminta ganti rugi pada Denia untuk mengobati
luka-luka Rahman. Namun, Denia malah tidak peduli, dia meninggalkan Rahman dan
Mail. Mail semakin marah melihat tingkah Denia yang tidak perduli. Akhirnya,
Mail memutuskan untuk tetap di rumah Denia sampai Denia pulang, walaupun Rahman
sebenarnya tidak setuju.
Mistok
keheranan. Ada dua pemuda di depan rumahnya. Yang satu menggunakan kostum badut
yang sudah tidak lengkap, satunya menggunakan pakaian biasa. Mistok mendekati
kedua pemuda tersebut, lalu menanyakan perihal mereka berada di depan rumahnya.
Mail pun tidak menyia-nyiakan kesempatan, dia bercerita tentang kejadian yang
menimpa sahabatnya. Hingga, Mistok pun menyuruh mereka masuk. Mereka mengobrol.
Mistok minta maaf dan akan menganti rugi biaya berobat Rahman.
Rahman
bertemu lagi dengan Denia di supermarket bersama Viana. Denia pulang, Rahman
akan masuk. Rahman menyapa Denia namun Denia merasa aneh. Viana pun demikian.
Rahman bahkan menjelaskan bahwa dia adalah badut yang dipukulnya. Namun Denia
hanya mengangguk dan pergi begitu saja. Rahman garuk-garuk kepala dan masuk ke
supermarket untuk membeli barang-barang kebutuhan ibunya.
Rahman semakin sering bertemu Denia. Di
kampus Denia, di taman kota, bahkan di gang rumah Denia. Gang rumah Denia
banyak anak-anak di sana. Rahman pun bertemu dengan Mistok. Tidak jarang dia
mengobrol dengan Mistok. Karena semakin dekat, Rahman mulai memberanikan diri
untuk bertanya mengenai Denia. Kenapa Denia tidak suka dengan badut? Mistok pun
mulai bercerita tentang kenapa Denia tidak suka dengan badut. Dari cerita
Mistok, akhirnya Rahman mengerti.
Entah karena apa, mungkin karena Rahman
simpati terhadap kejadian yang menimpa semasa kecil Denia, dia bertekat untuk
menghilangkan rasa tidak suka Denia pada badut. Tahap pertama yang dilakukan
Rahman adalah menedekati Vania. Rahman akan bekerja sama dengan Vania untuk
menyembuhkan Denia. Rahman pun mulai mendekati Vania. Setelah dekat, Rahman
mengutarakan idenya untuk membantu Denia. Vania pun sepakat dengan ide Rahman.
Vania
beraksi. Dia mengajak Denia ke mall hingga pulang malam. Saat pulang, Vania
tidak bisa mengantar Denia sampai depan rumahnya karena alasan orang tuanya
membutuhkannya segera. Denia tidak keberatan. Denia akhirnya berjalan sendiri.
Saat jalan melewati gang rumahnya, tiba-tiba ada dua orang preman yang
mengikuti Denia. Lama-lama, dua pereman itu menggoda Denia dan berusaha
mendekati Denia. Seketika Denia menjerit minta tolong. Dan sebelum itu terjadi,
Rahman dengan kostum badutnya datang menolongnya. Rahman berkelahi dengan dua
preman itu hingga kedua preman itu kabur. Dengan masih takut, Denia mengucapkan
terima kasih pada Rahman dengan segera melangkah menjauhi Rahman. Melihat
tingkah Denia, Rahman hanya senyum. Malah, Rahman teriak menyebut namanya dan
mengatakan kalau dia adalah laki-laki yag pernah dipukul Denia.
Di kampus,
Denia menceritakan kejadian itu pada Vania. Mendengar itu, Vania malah senyum.
Rupanya Rahman berhasil dengan rencana itu. Dan, Vania pun tidak menyia-nyiakan
kesempatan. Kembali, dia menjelaskan bahwa tidak semua badut seperti badut yang
pernah mengambil ibunya. Mendengar penjelasan Vania, Denia mengingat obrolan
dengan ayahnya tadi malam. Penjelasan ayahnya sama persis dengan penjelasan
Vania.
Dengan
penjelasan itu, akhirnya Denia berusaha untuk memberanikan diri berada dekat
dengan badut. Dia dan Vania sengaja ke taman kota sekedar untuk melihat badut,
dan lama-lam mendekati badut. Setiap pulang kuliah, dia akan seperti itu terus.
Hingga dia kembali bertemu dengan Rahman yang menjadi badut. Denia dengan
perlahan-lahan mengucapkan terima kasih dengan resmi atas pertolongan Rahman
waktu itu. Merka pun mengobrol sabil senyum-senyum.
Denia dan
Rahman semakin dekat. Bahkan Denia merasa nyaman dengan Rahman. Rahman pun
kerap bermain ke rumah Denia. Rahman juga mendandani Denia dengan kostum
badutnya. Melihat Denia bahagia, Mistok merasa ikut bahagia. Akhirnya, Denia
sudah tidak membenci badut lagi.....
_______________________________________
*Sinopsis ini pernah dikirim tapi gitu, wahaha... nggak nyambung kayaknya. Ini sinopsis pertama yang kubuat sekaligus mau belajar sih sebenarnya. Sistem pembutan sinopsis ini seperti sinopsis yang ada di Mbah Google yang sering aku baca.
*Sinopsis ini bukan sebagai rujukan untuk belajar, karena aku pun masih belajar. Toh, ini sinopsis tidak bernasib baik.
*Selamat membaca, semoga suka.
0 Comments
Berbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^