Hal terberat dalam mendidik yaitu
ketika tidak berhasil dalam mendidk. Karena ketidak berhasilan itu, maka banyak
yang mengatakan kalau mendidik itu sulit. Bukan hanya itu, mendidik juga
membutuhkan tenaga dan waktu. Kadang, karena lelahnya dalam mendidik, emosi
yang semula padam, bisa saja meluap dan akhirnya tidak segan melakukan
kekerasan. Jadi, tidak heran jika ada seorang guru bisa masuk penjara gara-gara
melakukan kekerasan. Padahal, jika ditinjau ulang, tindak kekerasan itu bisa
terjadi karena sulitnya mendidik, terutama pada anak-anak yang memang
karakternya sulit diatur. Lalu, siapa yang salah? Dalam hal ini, kedua belah
pihak tidak ada salahnya. Namun, sesuai dengan peraturan Undang-undang tentang
Perlindungan Anak, bila ada bukti maka seorang gurulah yang salah.
[ image source ]
Pemukulan terhadap anak memang
dikategorikan dalam kekerasan. Apalagi, jika tindak kekerasan itu mengakibatkan
anak terluka dari segi fisik dan mental. Jika fisik bisa diobati, kalau mental?
Inilah yang menyebabkan pemerintah menerapkan Undang-undang tentang
Perlindungan Anak. Pemerintah tidak menginginkan generasi penerus Bangsa
memiliki mental yang buruk.
Sekali lagi, mendidik itu memang
sulit. Tapi, apa karena sulit lalu orangtua tidak mau mendidik anak? Karena hal
demikian akan membuat orangtua membiarkan anak semaunya? Kalau memang begitu,
buat apa memiliki anak. Padahal, anak itu anugerah. Anak itu tambang emas untuk
memperoleh barokah dari Yang Maha Esa. Jadi, sebagai orangtua wajib mendidik
anak sebagaimana pun anak itu.
Mendidik anak adalah salah satu
tugas wajib bagi orangtua. Walapun dalam mendidik, hal terberat adalah ketika
ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi. Karena di saat mendidik, emosilah
yang akan menentukkan segalanya. Jika emosi tidak terkontrol, pemukulan dan
lain-lainnya akan tercipta. Kalau sudah demikian, maka cap ‘Anak Nakal’ akan
mudah sekali dicapkan ke anak. Padahal, sejatinya anak memang harus demikian.
Maksudnya, seorang anak memang bertingkah semaunya, tanpa memikirkan apa itu
perbuatan salah atau tidak, layaknya seperti anak-anak.
Anak yang dicap nakal, apalagi
mememiliki orangtua yang suka memukul, maka akan mengalami perubahan seperti
pendiam, pendedam, pemarah dan bisa melakukan kekerasan ke orang lain. Kalau
sudah demikian, siapa yang salah? Tentu orangtuanya, terutama pola dalam
mendidik anak.
Sebagai orangtua, tentu
menginginkan anak yang baik. Lalu bagaimana cara mencetak anak yang baik?
Sebenarnya, banyak cara untuk bisa mencetak anak yang baik. Karena biasanya, setiap
orangtua memiliki pola mendidik yang berbeda-beda. Dalam melakukan hal itu,
sebaiknya hal terutama yang diperhatikan adalah tingkat kenakalan anak. Karena
sebagaimana pun cara mendidik anak, jika kenakalan yang sulit diterima atau
kenakalan berat, maka orangtua termasuk tidak berhasil dalam mendidik anak.
Jadi, untuk menangani kenakalan
anak yang memang sulit diterima, maka perlu ada solusi untuk menanggulangi
semua itu. Dalam buku yang berjudul Menciptakan Pribadi Anak Mudah Bergaul
karya Muryanto, S.Pd, ada 7 point cara menanggulangi kenakalan pada anak.
Berikut point dan uraiannya.
1. Buat Peraturan
Di rumah, sebaiknya orangtua
membuat peraturan kepada anak. Seperti sebuah jadwal tersendiri. Misal, seperti
kapan anak tidur siang, belajar, bermain dan menonton TV. Jadwal yang sudah
terbentuk, tidak lepas dari kontrol orangtua. Karena biasanya pada saat belajar,
anak membutuhkan bimbingan.
2. Mencegah Lebih Baik daripada
Mengobati
Saat orangtua mengetahui anak
tergolong nakal, sebaiknya orangtua mengarahkan anak ke lain hal dengan
nasihat-nasihat baik. Usahakan, berikan
penjelasan pada anak bahwa melakukan hal ini akan sangat bermanfaat atau tidak baginya.
3. Memahami Perilaku Anak
Seperti hal di atas, mengetahui
bagimana sikap anak adalah hal terutama. Jika sudah mengetahui bagaimana anak
itu sendiri. Jika anak termasuk nakal, maka orangtua wajib mengetahui penyebab
kenakalan anak muncul. Jika sudah ditemukan, sebaiknya orangtua menasihati.
4. Menerapkan Kedisiplinan
Menuju sukses memang harus
displin. Untuk mencapai itu memang butuh proses. Dalam hal ini, jadwal yang
sudah diberikan atau peraturan yang sudah diberikan anak, sebaiknya dilakukan
dengan benar-benar, atau harus disiplin.
5. Hindari Marah
Ketidakmampuan mengontrol emosi
memang penyebab dari semua tindak kekerasan. Jadi, saat mendidik usahakan
hindari kemarahan yang berlebihan. Sebaiknya, jika saat emosi tidak bisa
terkontrol, cobalah untuk menghindari anak. Karena marah di depan anak, akan
menimbulkan pemandangan buruk terhadap orangtua.
6. Hindari Kekerasan Fisik pada Anak
Dalam kemarahan, kadang tanpa
disadari, orangtua biasanya akan memukul, menjewer, dan lain-lain pada anak. Padahal,
tingkah itu sangatlah tidak baik. Karena anak yang diperlakukan seperti itu,
bisa saja akan mencontoh dan memperaktikan ke orang lain. Jadi, melakukan
kekerasan secara fisik memang merugikan diri sendiri.
7. Jangan Beteriak
Marah identik dengan mengeluarkan
kata-kata yang tidak baik. Dengan kelakuan demikian, tanpa disadari orangtua
sudah melukai perasaan anak. Hal ini akan menyebabkan anak tidak suka dengan
orangtua, bahkan, akan dendam. Maka dari itu, hindari berteriak-teriak ke pada
anak.
Demikianlah 7 cara penanggulangan
kenakalan anak. Sesungguhnya, setiap anak adalah titipan. Sebagai orangtua,
sebaiknya ciptakan suasana yang baik ke anak. Karena, mendekatkan diri ke anak
maka orangtua akan lebih mengenal anaknya sendiri. Hal-hal yang menyangkut
kenakalan anak akan bisa terhindari jika orangtua benar-benar mendidik anak
dengan baik.
Tidak ada anak yang nakal, hanya
saja tinggal orangtualah yang membentuk anak menjadi lebih baik. Semua tindakan
yang dialkukan anak semata hanyalah ekpresi mereka. Jadi, jangan mudah mengecap
bahwa anak itu nakal. Mulailah mendidik anak dari
rumah!
0 Comments
Berbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^