Ticker

6/recent/ticker-posts

7 Bentuk Kekerasan Terhadap Anak yang Harus Diketahui

Kekerasan terhadap anak semakin hari semakin bertambah. Kasus yang dialami Angeline yang sempat heboh di Bali dan media-media membuat bulu kuduk merinding. Kenapa demikian? Karena kekerasan ini berujung pada kematian. Dan, proses panjang terhadap kasus ini pun sempat membuat kita geram dan was-was dengan hasilnya.

[image source]

Seolah kasus Angeline seperti contoh, kekerasan terhadap anak pun semakin bermotif, banyak hal-hal yang secara logika tidak bisa dipikirkan. Padahal, seorang anak lahir ke dunia berharap akan mendapatkan kasih sayang tulus dari orangtuanya. Jikalau, seorang anak mengetahui hal yang akan dialaminya saat lahir ke dunia, mungkin dia akan menolak hal itu. Terutama, dia tidak ingin lahir dari orangtua kejam, atau berada di lingkungan yang kejam.

Iya, jika seorang anak mampu memilih lahir ke dunia dengan menentukkan orangtua dan lingkungan hidupnya, mungkin, kekerasan terhadap anak yang berujung pada kematian  tidak akan ada. Namun sayang, hal itu tidaklah mungkin, karena setiap jiwa memiliki takdir hidup masing-masing.

Sebenarnya, kenapa ya kekerasan terhadap anak itu ada? Padahal, bila ditinjau, banyak orangtua mengharap kehadiran seorang anak. Dan anehnya, kekerasan terhadap anak itu terjadi dan dilakukan oleh keluarga atau orang terdekat. Sebagaimana data Pusdatin Komnas PA dalam buku Waspadai Kekerasan di Sekitar Kita karya Tammi Prastowo, S.Sos, Para pelaku kekerasan terhadap anak sebanyak 69% adalah orang yang dikenal anak dan 31% dilakukan oleh orang yang tidak dikenal anak.”  Bila dilihat angka persenan ini, sungguh mengerikan, bukan?

Sekali lagi, ini secara logika memang tidak bisa dipikirkan. Namun, itulah nyatanya. Jadi, sejatinya hal terkait kekerasan terhadap anak memang harus disadari oleh semua halayak. Karena, dengan demikian, maka kekerasan terhadap anak bisa terhindari. Bagaimana caranya? Sebaiknya, sebelum melakukan hal-hal yang mampu mengurangi kekerasan anak, tidak salahnya kita mengetahui bagaimana bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak. Dengan mengetahuinya, kita pun mampu bertindak lebih jauh lagi. Dan, inilah 7 bentuk kekerasan terhadap anak yang harus kita ketahui.

Kekerasan pada Fisik
Bentuk kekerasan dari segi ini bisa berupa pemukulan, penganiayaan ringan hingga berat sehingga anak bisa mengalami lebab, atau luka-luka di sekujur tubuhnya. Bentuk kekerasan ini mudah sekali di lihat. Bahkan, bisa dijadikan bahan bukti untuk melaporkan pelaku kekerasan.

Kekerasan Secara Psikis
Bentuk ini bisa berupa anacaman, pelecehan atau sikap tidak mengenakkan yang menyebabkan anak menjadi pendiam, penakut, depresi, suka histeris, bahkan lambat laut bisa menjadi gila. Bentuk ini memang tidak bisa dilihat secara langsung. Namun, perlu kepekaan atau pendekatan yang lebih agar anak bisa bercerita dengan tenang.

Kekerasan Ekonomi
Bentuk ini memang tidak lepas di sekitar lingkungan kita, bahkan hampir di seluruh Indonesia. Bentuk ini berupa melantarkan anak atau tidak mampu memenuhi kebutuhan anak. Dengan demikian, maka akan memicu kekerasan di lingkungan keluarga. Kekerasan pada fisik pun akan terjadi.

Kekerasan Seksual
Bentuk ini bahkan motif paling banyak dalam kekerasan. Ini bisa berupa pencabulan dan pemerkosaan. Jika sudah demikian, maka akan muncul kekerasan-kekerasan lain yang berupa pengancaman, penganiayaan dan akhirnya pembunuhan.

Eksplotasi Anak
Eksplotasi anak merupakan bentuk kekerasan terhadap anak juga. Karena dalam hal ini, anak dipaksa bekerja. Padahal, dalam usia anak sebaiknya memperoleh salah satu haknya sebagimana yang diatur dalam Undan-undang No. 23 Tahun 2002 yaitu, Memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka mengembangkan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.”

Eksplotasi Seksual
Bentuk ini paling mengerikan dari bentuk kekerasan lainnya. Karena dalam bentuk ini, sanak akan dijadikan pemuas napsu bagi yang membutuhkannya. Mengucapkannya saja mengerikan, apalagi jika anak mengalaminya sendiri.

Perdagangan Anak
Bentuk kekerasan ini juga ramai di media-media. Karena tidak segan-segan, bentuk ini sudah membentuk jaringan yang menyebar luas. Anak diperjualbelikan seperti barang yang mudah didapatkan di mana-mana.


Demikian bentuk-bentuk kekerasan anak yang kerap kita temukan. Jadi, sebagai masyarakat atau tetangga yang menegrti tentang akibat sebuah kekerasan, sebaiknya kita bersegera melaporkan hal demikian kepada pihak yang berwajib, terutama kekerasan dalam bentuk-bentuk yang dijelaskan di atas. Sejatinya, seorang anak dilindungi, disayangi dan dididik, bukan dijadikan objek untuk melepas segala bentuk kekerasan.
Reactions

Post a Comment

0 Comments