Ticker

6/recent/ticker-posts

Cara Mengajar Siswa Jadi Tutorial Pemula

Siapa sih yang tidak tahu tutorial, pasti semua sudah tahu. Tutorial hanyalah sekedar bahasa yang digunakan apabila seseorang menjelaskan sesuatu dari tahap ke tahap berikutnya. Di youtube juga banyak tutorial, bahkan beragam yang ditemukan. Dari penjelasannya, kualitas gambarnya, mentalnya, dll, dirasa cukup digunakan sebagai panduan. Namun, bagaimana jika seorang siswa yang membuat tutorial? Nah, ini lain cerita. Ulang lagi, di youtube memang banyak siswa yang membuat tutorial, namun beda cerita ketika yang membuat adalah siswa pinggiran (desa).

Setiap sekolah pasti memiliki guru yang ingin membuat siswa pandai dalam segala hal. Tidak terkecuali dalam hal tehnologi. Jika terkait dengan tehnologi, mungkin di desa tampaknya banyak rintangan. Kenapa? Karena sebagian siswa memang tidak menikmati kemudahan memiliki tehnologi. Nah, dari itu, sebagai seorang guru, tidak boleh menyerah disitu. Istilahnya, ketidakmampuan jangan digunakan sebagai alasan untuk tidak maju.

O ya, kembali lagi ke maslah tutorial. Jadi, jika sebagai guru ingin mengembangkan bakat anak, maka perlu melakukan sebuah cara agar hal itu bisa terpenuhi. Caranya? Simak hal berikut ini....

Saya memang seorang guru, masih honor. Kebetulan mengajar TIK. Dalam proses mengajar, banyak kendalanya. Salah satunya, sarana dan prasarana yang tidak ada. Sekolah memiliki leptop satu, dan itu sudah mulai rusak. Tapi, jika dipakai dengan pelan-pelan, maka bisa digunakan. Bukan itu saja, siswa banyak yang tidak bisa menggunakan leptop. Nah, karena permasalahan demikian, maka terbersit dalam pikiran bagaimana kalau siswa saya suruh membuat tutorial. Temanya bebas, yang penting mereka berani tampil.

Dalam tugas itu, ada 2 model yang ingin saya gunakan. Pertama, siswa menentukkan materi tutorial yang akan dibuat, lalu mencari lokasi untuk pengambilan gambar, dan saya yang akan menggambil gambarnya. Kedua, bagi yang punya HP, entah itu HP sendiri, kerabat, orangtua, dll, bisa digunakan untuk membuat tutorial. Jadi, yang kedua ini bisa dikatakan tugas rumah. Dua model ini malah ada yang tidak disetujui oleh siswa, yaitu model pertama. Alasan siswa ya, jelas karena mereka malu. Baiklah, saya membiarkan siswa memilih yang kedua. Dan alhamdulillah, siswa mengerjakannya, dan hasilnya tidak mengecewakan, walaupun sebagian tidak membuat.

Gambaran ini jelas terasa kalau siswa di desa juga memiliki keinginan untuk bisa. Dalam kesempatan ini juga, saya bisa memetik kesimpulan, bahwa sebagai guru tidak harus menentukkan kemamuannya sendiri. Maksudnya, dalam pembuatan tutorial, seorang guru tidak boleh menentukan bagaimana harus HP; kameranya, kualitas gambarnya, dll. Intinya, biarkan mereka berkembang dengan fasilitas apa adanya. Yang penting, siswa bisa memulai hal yang baru.

Kembali ke hasil. Ada banyak siswa yang saya temukan berpotensial jadi tutorial. Bahkan, dalam niat, saya ingin mengembangkan bakat mereka. Ada terbersit untuk membuatkan mereka chanel youtube. Tapi sayang, kendala jaringan yang minim di desa membuat saya tidak bisa berbuat apa-apa. Syukur-syukur bisa mengakses internet.

Bagaimana para sahabat? Apa judul yang saya berikan tidak nyambung, ya? Sebenarnya, saya hanya ingin berbagi cerita, bagaimana pengalaman saya sebagi guru saja. Semoga suka dengan cerita yang tidak nyambung ini.
Reactions

Post a Comment

0 Comments