Hai, bagi yang baru jadi guru, atau yang baru PPL, atau yang jadi guru lama juga boleh, kok. Hehe... bukan sok atau apa, ya, ini hanya mencoba untuk berbagi pengalaman saja. Ya... siapa tahu saudara-saudara berkenan. Tidak salah, kan? Aku sih berharapnya demikian.
Oke, baiklah! Kali ini aku berbagi tentang Angket Cinta yang pernah aku lakukan terhadap murid-muridku. Niatnya untuk mencari refrensi dan tentunya menjadi guru yang lebih baik. Angket Cinta ini sebenarnya pernah aku tulis berbentuk artikel begitu, dan... sempat dikirim ke media juga (kalau tidak salah) tapi, ya, gitu, kayaknya nggak cocok untuk media tempat aku mengirim itu. Huft, akhirnya dibiarkan saja berbentuk file. Namun, belakang ini, aku jadi teringat tentangnya, mending aku post saja di blog ini. Harapannya sih, biar ada yang mau baca.
Angket Cinta ini aku lakukan pada saat aku baru-baru saja menjadi guru, bisa dihitung pakai bulan. Pada awalnya tercetus Angket Cinta ini hasil dari membacaku tentang dunia guru di salah satu buku koleksi perpustakaan sekolah. Tapi, di dalam buku itu lain yang dimaksud. Jadi, intinya, penerapan ini agak menyeleweng dari arahan buku itu. Namun, niatnya sama – agar murid menjadi senang terhadap kita (guru). Ya... agar murid-murid tidak bosan gitu.
Angket Cinta ini aku rasa harus diterapkan guna untuk mempariasikan bagaimana metode, model, dan strategi kita mengajar. Karena dari Angket Cinta ini kita tahu siapa dan siapa yang paling disukai oleh siswa, dan tentu alasan kenapa siswa itu suka. Jadi, Angket Cinta itu seperti ini....
Pertama, jika kita mau membuat Angket Cinta ini, hal yang harus dilakukan adalah menyiapkan potongan-potongan selembaran untuk siswa. Setelah itu, beri arahan kepada siswa apa tujuan kita melakukan Angket Cinta ini.
Kedua, siapakan pertanyaan seperti ini; Siapakah guru yang kalian senangi? Dan, apa alasannya? Kalau sudah demikian, arahkan kembali tujuan kita membuat Angket Cinta ini agar tidak terjadi kesalahan yang tidak kita inginkan. Ya... semacam membanding-bandingkan guru satu dan guru yang lain, yang akan membuat siswa jadi meremehkan guru –guru.
Ketiga, bacalah apa hasil dari jawaban siswa. Ini tentu dilakukan di luar jam mengajar. Mungkin, Angket Cinta ini hanyalah bentuk apresiasi di awal yang membutuhkan waktu beberapa menit saja.
Keempat, buatlah semacam tabel seperti pemilihan ketua kelas, ketua OSIS, atau pemilihan presiden. Ini bertujuan agar hasil yang diperoleh bisa langsung dilihat.
Kelima, mulailah memikirkan tentang hasil Angket Cinta tersebut. Maksudnya seperti ini, jika sudah karuan guru siapa yang dipilih banyak oleh siswa, berarti bersiaplah untuk belajar banyak ke guru tersebut. Karena secara otomatis, guru yang dipilih banyak oleh siswa adalah guru yang disukai siswa – favorite.
Keenam, jangan mengabaikan pemilihan yang lain. Maksudnya begini, walaupun ada beberapa guru yang hasil pilihan cukup, sedang, atau sedikit, kita perlu belajar juga ke guru tersebut karena ada beberapa yang disukai oleh siswa ke guru tersebut.
Ketujuh, ya... ini kesimpulannya. Jadi, apa pun hasil dari Angket Cinta ini, bukan mutlak kebenarannya. Karena setiap siswa belum tentu yakin memilih guru tersebut, mungkin saja karena siswa itu ikut teman-temannya atau sekedar menyelesaikan tugas yang kita perintahkan. Namun, saya rasa, hasilnya bisa dibilang cukup memuaskan. Maksudnya, hasil Angket Cinta biasanya sesuai apa yang sebenarnya terjadi.
Oke, selepas dari itu semua, bagi kita yang jadi guru baru, guru lama, atau yang baru PPL, mari memperbanyak metode, model, dan strategi mengajar. Tentunya, tidak salah pula kita belajar ke guru lainnya tanpa memandang apakah guru itu baru, lama atau semacamnya.
Selamat menjadi guru yang baik.
0 Comments
Berbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^