Ticker

6/recent/ticker-posts

Cara Punya Buku Tanpa Biaya

Kali ini, bukan bicara tentang sok atau yang menyangkut ‘sombong’. Kali ini hanya sedikit berbagi, agar ketahuan tentang yang saya geluti ini hanya butuh modal nekat. Kenapa nekat? Ya, sebagaimana pun oke-nya kita (versi diri sendiri), jika tidak ada nyali nekat, toh sama saja tidak akan membawa perubahan. Benar nggak? Hehe... bukan sok nyeramahin, ya....

Oke, kali ini tentang buku perdana saya. Ada beberapa teman yang tidak tahu kalau saya menulis novel, bahkan punya novel. Mungkin, ini karean sifat saya nggak pede untuk mempromosikan novel saya tersebut. Jadi, wajar jika penjualan novel saya begitu sedikit. Sedih sih, tapi... insya Alloh, ada hikmah dari semua itu.


Mengenai teman-teman saya, lambat laut akhirnya satu per satu ada yang tahu kalau saya sudah punya novel dan bukunya sudah di jual di toko buku dan via online. Sesudah tahu, hal utama yang ditanyakan adalah, “Berapa uang yang dibutuhkan untuk buat buku?”. Kalau sudah demikian, saya akan menjawab, “Tidak ada.” Nah, pertanyaan berikutnya akan muncul, “Kok begitu?”.

Baiklah, sepertinya saya harus cerita sedikit mengenai hal ini, khususnya teman-teman saya yang ada di Lombok, mungkin, dengan cerita saya ini ada teman yang berminat untuk jadi penulis.

Jadi, begini....

Hal yang perlu diketahui oleh teman-teman bahwa saya tidak ada uang sedikit pun untuk mebiayai novel saya. Modal saya hanyalah menulis cerita yang saya pikirkan. Nah, kalau sudah demikian, hal yang perlu teman-teman lakukan sebagai berikut;
  1. Siapkan naskah/tulislah cerita yang teman pikirkan sehingga jadilah puluh-puluhan halaman yang bisa dikatakan novel.
  2. Jika sudah jadi demikian, editlah tulisan teresbut. Ini bertujuan agar tidak ada salah ketik/typo.
  3. Kalau sudah fix, baru deh kirim ke penerbit. Ingat, ada banyak penerbit yang menerima naskah. Jadi, kita tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun.
  4. Kalau sudah terkirim, silahkan tunggu. Setiap penerbit mempunyai masa tunggu yang berbeda-beda. Ada yang 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, bahkan sampai 1 tahun. Menurut saya, yang 1 tahun kayaknya tulisan kita sudah nggak layak diterbitkan deh.
  5. Terakhir, berdo’a.
Nah, bagaimana? Tidak memerlukan biaya, kan? Paling perlu biaya makan dan minum untuk nemenin kita nulis. Jadi, ada yang bertanya lagi?

Berikutnya....


Ini pertanyaan kedua, “Berapa jumlah bukunya?”.


Kalau masalah ini sih sudah jelas, jika penerbit yang nge-ACC-in novel kita penerbit mayor, jelas bukunya dicetak sekitar 1000 eksemplar. Kalau jumlahnya demikian, jelas pula buku/novel kita akan dijual di toko buku yang ada di Indonesia, atau bisa juga dijual lewat online. Intinya sih, kalau mau punya buku/novel, kudu nulis dan punya nyali (nekat). Dan, insya Alloh, jika punya rizki akan dapat uang.

Kalau mengenai uang, memang siapa sih yang tidak tergiur. Semua orang pasti tergiur. Nah, sekarang tinggal berusaha untuk nulis dan mengirim ke penerbit. Jadi, kalau mau punya buku tanpa biaya, coba deh cara saya. Semoga bermanfaat.
Reactions

Post a Comment

0 Comments