Kali ini,
bukan bicara tentang sok atau yang menyangkut ‘sombong’. Kali ini hanya sedikit
berbagi, agar ketahuan tentang yang saya geluti ini hanya butuh modal nekat. Kenapa
nekat? Ya, sebagaimana pun oke-nya kita (versi diri sendiri), jika tidak ada
nyali nekat, toh sama saja tidak akan membawa perubahan. Benar nggak? Hehe...
bukan sok nyeramahin, ya....
Oke, kali
ini tentang buku perdana saya. Ada beberapa teman yang tidak tahu kalau saya menulis
novel, bahkan punya novel. Mungkin, ini karean sifat saya nggak pede untuk
mempromosikan novel saya tersebut. Jadi, wajar jika penjualan novel saya begitu
sedikit. Sedih sih, tapi... insya Alloh, ada hikmah dari semua itu.
Mengenai teman-teman
saya, lambat laut akhirnya satu per satu ada yang tahu kalau saya sudah punya
novel dan bukunya sudah di jual di toko buku dan via online. Sesudah tahu,
hal utama yang ditanyakan adalah, “Berapa uang yang dibutuhkan untuk buat buku?”.
Kalau sudah demikian, saya akan menjawab, “Tidak ada.” Nah, pertanyaan
berikutnya akan muncul, “Kok begitu?”.
Baiklah,
sepertinya saya harus cerita sedikit mengenai hal ini, khususnya teman-teman
saya yang ada di Lombok, mungkin, dengan cerita saya ini ada teman yang
berminat untuk jadi penulis.
Jadi, begini....
Hal yang
perlu diketahui oleh teman-teman bahwa saya tidak ada uang sedikit pun untuk
mebiayai novel saya. Modal saya hanyalah menulis cerita yang saya pikirkan. Nah,
kalau sudah demikian, hal yang perlu teman-teman lakukan sebagai berikut;
- Siapkan naskah/tulislah cerita yang teman pikirkan sehingga jadilah puluh-puluhan halaman yang bisa dikatakan novel.
- Jika sudah jadi demikian, editlah tulisan teresbut. Ini bertujuan agar tidak ada salah ketik/typo.
- Kalau sudah fix, baru deh kirim ke penerbit. Ingat, ada banyak penerbit yang menerima naskah. Jadi, kita tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun.
- Kalau sudah terkirim, silahkan tunggu. Setiap penerbit mempunyai masa tunggu yang berbeda-beda. Ada yang 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, bahkan sampai 1 tahun. Menurut saya, yang 1 tahun kayaknya tulisan kita sudah nggak layak diterbitkan deh.
- Terakhir, berdo’a.
Berikutnya....
Ini pertanyaan kedua, “Berapa jumlah bukunya?”.
Kalau masalah
ini sih sudah jelas, jika penerbit yang nge-ACC-in novel kita penerbit mayor,
jelas bukunya dicetak sekitar 1000 eksemplar. Kalau jumlahnya demikian, jelas
pula buku/novel kita akan dijual di toko buku yang ada di Indonesia, atau bisa
juga dijual lewat online. Intinya sih,
kalau mau punya buku/novel, kudu nulis dan punya nyali (nekat). Dan, insya Alloh, jika
punya rizki akan dapat uang.
Kalau mengenai uang, memang siapa sih yang tidak tergiur. Semua orang pasti tergiur. Nah, sekarang tinggal berusaha untuk nulis dan mengirim ke penerbit. Jadi, kalau mau punya buku tanpa biaya, coba deh cara saya. Semoga bermanfaat.
Kalau mengenai uang, memang siapa sih yang tidak tergiur. Semua orang pasti tergiur. Nah, sekarang tinggal berusaha untuk nulis dan mengirim ke penerbit. Jadi, kalau mau punya buku tanpa biaya, coba deh cara saya. Semoga bermanfaat.
0 Comments
Berbagi itu menyenangkan. Jadi, jangan sungkan untuk berkomentar. Beri kritik & saran juga diperbolehkan. Salam kenal, ya... ^_^