Ticker

6/recent/ticker-posts

Di Balik Cafe Jamban

Apakah Anda mau saya traktir gratis? Tapi, kita ke Caffe Jamban yang lagi dibicarakan di dunia maya? Masih mau berniat dengan ajakan saya?

Iya, saya tahu reaksi Anda ketika mendengar tentang Caffe Jamban. Caffe yang memang didesain percis seperti di jamban. Mejanya seperti jamban, tempat duduknya seperti di toilet, dan kayaknya hampir mirip dengn di toilet (belum pernah ke sana sih). Saya yakin, Anda pasti jijik ketika ke sana. Sebelum ke sana saja, apalagi kita lihat foto-foto di dunia maya, ada sebuah jamban yang diisi dengan bakso, duh, sudah mulai mual deh perut kita. Iya, ini serius... kalau tidak percaya, coba deh lihat di internet.

[www.kaskus.co.id]

Wah... ingin deh rasanya mencaci maki tuh orang yang posting tentang foto jamban yang berisi bakso, bikin mual saja. Ini reaksi permulaan saja, soalanya pencetus Caffe Jamban juga berkata seperti itu, ya, banyak yang mencaci maki. Tuh, kan, pencetusnya saja sudah berkata demikian. Jadi, wajar sih, ada orang yang mencaci maki. Tapi, sebelum kita caci maki lebih dalam, takutnya kita salah dan dituntut, berbahaya, kan? Jadi, perlu kita tahu dahulu di balik Caffe Jamban itu seperti apa.

Caffe Jamban ini memang sebuah caffe yang memang tempat orang makan dan minum. Tapi, pencetus dari Caffe Jamban ini justeru membuat tempat ini digunakan untuk berdiskusi tentang permasalahan sosial yang ada di Indonesia. Jadi, permulaan awal Caffe Jamban ini ada sejarahnya, loh. Jadi begini....

Pak Budi Laksono ini adalah seorang dokter. Pada awal sebagai dokter, beliau ditugaskan di sebuah puskesmas. Dalam menjalani pekerjaannya, banyak pasiennya yang ditemukan bermasalah dengan saluran pencernaannya. Mungkin itu dikarenakan mengkomsumsi makanan yang tidak higenis. Oleh karena itu, setelah diteliti bersama teman-temannya, beliau menemukan bahwa sebagian besar warga di tempat bekerjanya itu tidak memiliki jamban. Setelah menemukan permasalahannya, beliau akhirnya mencetuskan sebuah jamban yang diberi Jamban Amfhibi.

Beliau sudah memikirkan matang-matang desain Jamban Amfhibi tersebut. Sehingga, segala musim jamban itu pun bisa digunakan. Maksudnya, ada tidak adanya air, jamban itu bisa digunakan. Bagaimana, keren bukan? Bukan hanya itu, beliau juga membantu warga untuk membuat jamban. Apalagi, jamban buatan beliau tidak mahal, ya... sekitar kurang lebih 150ribu rupiah. Karena biayanya murah, jamban ini banyak digunakan oleh warga. Ceritanya beliau juga, Negara lain pun akan mempelajari tentang Jamban Amfhibi ini.

Bonus cerita. Beliau termasuk keluarga yang sederhana. Ayahnya seorang pegawai negeri sipil, dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Beliau sepuluh bersaudara. Selama kuliah, beliua juga berjualan ini dan itu. Beliau juga pernah mendapat gelar dokter teladan, serta dapat beasiswa melanjutkan kuliah di luar Negeri.

Hebat, bukan? Sebaiknya, kita belajar banyak dari beliau. Dari kerja kerasnya, perjuangannya, hingga ide kreatif yang bisa menyelamatkan hidup orang banyak. Mari kita ucapkan terima kasih banyak pada beliau.

Jadi, intinya, jangan lihat sesuatu dari sisi satu saja, karena masih banyak sisi lain. Kalau sudah melihat semua sisi, baru bisa berkomentar dan lain-lainnya. Tapi, hal yang baik adalah hal yang mampu membangun orang lain dari sisi mana pun. 
Reactions

Post a Comment

0 Comments